Selasa 04 Jul 2017 09:55 WIB

Tersangka Ekstrem Kanan Rencanakan Pembunuhan Macron

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agus Yulianto
Presiden Emmanuel Macron.
Foto: AP
Presiden Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Tersangka ekstremis kanan didakwa merencanakan pembunuhan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada parade Hari Bastille akhir bulan ini. Pria berusia 23 tahun itu ditangkap di pinggiran kota Paris pada Rabu lalu. Ini dilakukan setelah polisi tahu jika pria tersebut ingin membeli sebuah senjata.

Seperti dilansir BBC, Senin, (3/7), pria itu juga mengatakan, dia ingin menyerang kaum minoritas. Hal ini diungkapkan seorang sumber di pengadilan.

Macron memberikan pidato dengan gaya di Versailles. Bahkan potret resmi Macron mendorong munculnya meme frenzyBirth dari anti-Trump? Orang ambisius Prancis sedang 'bergerak'.

Macron dalam pidatonya menguraikan prioritasnya selama sesi khusus kedua majelis parlemen di Istana Versailles. Namun, Presiden Prancis tersebut menghadapi kritik dari pemimpin sayap ekstrim kiri Jean-Luc Mélénchon yang menuduhnya berperilaku seperti Firaun.

Penyidik ​​menemukan tiga pisau dapur di kendaraan diduga milik tersangka dan analisis komputernya mengungkapkan bahwa dia telah melakukan pencarian di internet mengenai Macron. Setelah ditangkap, dia mengatakan, kepada polisi bahwa dia ingin menyerang Muslim, Yahudi, kulit hitam, homoseksual.

Tersangka dinyatakan bersalah tahun lalu karena membenarkan terorisme dan memuji pembunuh massal Norwegia Anders Breivik, yang menewaskan 77 orang pada Juli 2011.

Parade Hari Bastille pada tanggal 14 Juli dilakukan untuk memperingati dimulainya Revolusi Prancis dan berlangsung di jalan Champs-Elysées di Paris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement