Rabu 05 Jul 2017 19:19 WIB

Dukung Perdamaian, Indonesia Kirim Tim ke Filipina Selatan

Muslim Moro dari Pulau Mindanau selatan yang terusir akibat perang antara MILF-tentara Filipina.
Foto: WORDLBULLETIN.NET
Muslim Moro dari Pulau Mindanau selatan yang terusir akibat perang antara MILF-tentara Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mendukung proses perdamaian di Filipina Selatan antara Pemerintah Filipina dengan kelompok Moro Islamic Liberation Front (MILF), seperti disampaikan dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Rabu (5/7).

Dukungan itu diberikan pemerintah Indonesia dengan kembali mengirimkan Tim Pengamat Indonesia (TPI) untuk bertugas dalam program "International Monitoring Team" (IMT) di Filipina Selatan untuk periode 2017-2018. Pengiriman personel TPI-IMT telah dilaksanakan sejak 2012.

"Keberadaan TPI-IMT di Filipina Selatan selama ini telah banyak berkontribusi pada proses perdamaian antara Pemerintah Filipina dengan MILF. TPI IMT telah berpartisipasi aktif dan mengambil peran penting dalam aspek-aspek perdamaian di lapangan," kata Plt Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemenlu RI Salman Alfarisi.

Peran penting Indonesia dalam proses perdamaian di Filipina Selatan mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Filipina, sebagaimana tercermin dalam pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Filipina pada April lalu.

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TPI IMT periode 2016-2017 menyampaikan dalam tataran politik, Pemerintah Filipina dan MILF tengah memasuki masa krusial. Namun, tantangan ke depan untuk proses perdamaian akan menjadi sangat dinamis, khususnya terkait dengan perkembangan situasi di Marawi di mana hingga saat ini masih terjadi baku tembak antara angkatan bersenjata Filipina dengan kelompok Maute.

Tantangan tersebut membuat masa tugas Dansatgas TPI IMT periode 2017-2018 nanti menjadi masa yang penting bagi proses perdamaian di Filipina. Pengiriman personel TPI IMT periode 2017-2018 juga dilengkapi dengan adanya personel wanita.

Salman menyampaikan kebijakan pengiriman personel wanita itu dilakukan karena Pemerintah Indonesia, sejalan dengan imbauan PBB, ingin mendorong peranan perempuan dalam misi perdamaian.

Dalam penugasan TPI IMT sebelumnya, Indonesia juga pernah mengirimkan personel wanita pada periode 2015-2016. Kontingen Indonesia yang terdiri atas empat personel militer dari TNI dan dua personel sipil dari Kementerian Luar Negeri berangkat pada Rabu dini hari (5/7). Dua orang personel militer telah berangkat ke Filipina sebagai "advance team" pada akhir Juni.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement