REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim berada di balik serangan bom di Kedutaan Besar Irak di Ibu Kota Kabul Afghanistan. Menurut kelompok militan itu, ada dua anggota mereka yang dikerahkan.
Belum ada rincian lebih lanjut mengenai serangan di sekitar kompleks Kedutaan Besar Irak tersebut. Menurut pihak berwenang Afghanistan, ledakan berasal dari bom di dalam mobil pada Senin (31/7).
Kemudian, serangan lanjutan juga terjadi. Penyerang mengeluarkan tembakan dan pasukan keamanan negara itu saat ini masih terlibat pertempuran di lokasi.
Area baku tembak ditutup. Namun, beberapa saksi mengatakan ledakan susulan juga terjadi di sana, serta terlihat asap hitam yang mengepul tebal ke langit. Namun, rincian lebih lanjut belum didapatkan.
Dua pejabat polisi Afghanistan mengatakan, bom mobil tepatnya meledak di area luar Kedutaan Besar Irak. Kemudian, serangan dilanjutkan dengan datangnya sejumlah orang bersenjata yang hendak memasuki bangunan kedutaan.
"Para staf dan diplomat di Keduataan Besar Irak saat ini telah berada dalam kondisi aman dan berada di bawah perlindungan," ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Najib Denmark, dilansir The Telegraph, Senin (31/7).
Seorang petugas polisi mengatakan saat ini baku tembak tidak lagi berlangsung secara intens. Namun, lokasi kejadian masih dalam pengamanan ketat, dengan kendaraan lapis baja, serta kontingen besar yang dikerahkan di sana.
Advertisement