Ahad 06 Aug 2017 06:46 WIB

Soal Telur Tercemar Insektisida, Jerman akan Temui Belgia

Telur ayam.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Telur ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Pertanian (Mentan) Jerman Christian Schmidt pada Sabtu (5/8) menyatakan kekhawatiran soal kabar yang mengatakan bahwa pihak berwenang Belgia sebenarnya pertama kali tahu soal telur yang tercemar insektisida pada Juni, sebulan sebelum kasus tersebut muncul ke publik.

Schmidt akan menelepon mitranya dari Belgia pada Senin guna membahas kasus itu. "Serta terutama (untuk mendapatkan) keterangan baru," kata juru bicara kementerian seperti dilansir Reuters.

"Menteri Pertanian Schmidt berharap akan mendapatkan pemberitahuan dari para pejabat di Belgia secara tepat waktu dan lengkap," kata juru bicara menambahkan.

Jutaan telur telah ditarik dari pasar-pasar swalayan di Jerman dan Belanda di tengah skandal luas soal kemungkinkan bahwa telur-telur itu telah tercemar obat pembunuh serangga, 'fipronil'. Skandal itu membuat kejaksaan di Belgia dan Belanda menjalankan penyelidikan dan peternakan-peternakan ayam ditutup untuk sementara.

Kasus tersebut mengundang perhatian luas di Jerman. Jaringan pasar swalayan Aldi pada Jumat (4/8) menyatakan menarik semua telur dari rak-rak penjualan di lebih dari 4.000 gerainya di Jerman sebagai langkah pencegahan.

Badan keamanan makanan Belgia pada pekan ini mengatakan pihaknya mengetahui ada masalah menyangkut telur pada awal Juni. Saat itu, sebuah perusahaan peternakan memperingatkan badan tersebut adanya peningkatan fipronil pada telur-telur produksinya.

Badan Perserikatan Bangsa-bangsa yang mengurusi kesehatan dunia, World Health Organisation, menganggap fipronil cukup beracun dan mengatakan bahwa jika terlalu banyak, insektisida itu dapat merusak ginjal, hati dan kelenjar getah bening.

Schmidt berbicara soal laporan saluran televisi Belgia VRT, yang mengutip badan keamanan makanan bahwa badan Belgia itu belum mengungkapkan informasi soal kemungkinan pencemaran pada telur karena pihaknya masih menyelediki kemungkinan kecurangan.

Seorang juru bicara pada badan pangan Belgia mengatakan ia tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena undang-undang Belgia tidak memungkinkannya untuk mengomentari penyelidikan peradilan. Walaupun sejumlah produsen perorangan sudah dicekal, Belgia belum menarik telur-telur dari pasar swalayan karena tingkat fipronil yang ditemukan jauh berada di bawah batas yang diizinkan.

Perusahaan-perusahaan yang dicekal baru diperbolehkan untuk kembali menjual telur jika mereka bisa menunjukkan bahwa tidak lagi ada fipronil pada produk-produk mereka. Juru bicara Komisi Eropa pada Jumat (4/8) mengatakan kasus tersebut sedang diselidiki oleh kejakaan Belgia dan Belanda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement