Ahad 13 Aug 2017 19:04 WIB

Militer Filipina Tewaskan Dalang Penculikan Abu Sayyaf

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agus Yulianto
Militan Abu Sayyaf di Filipina.
Foto: Youtube
Militan Abu Sayyaf di Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Pasukan militer Filipina berhasil membunuh seorang komandan Abu Sayyaf, yakni Badong Muktadil, Sabtu (12/8). Muktadil adalah tokoh yang cukup dicari militer Filipina karena diyakini menjadi dalang penyerangan dan penculikan awak kapal asing.

Brigadir Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan, tewasnya Muktadil berawal dari kontak senjata antara militer Filipina dengan milisi Abu Sayyaf. “Pasukan sedang berpatroli di perairan lepas pantai di Pulau Jolo, 1.000 kilometer selatan Manila. Mereka terlibat baku tembak dengan milisi Abu Sayyaf yang berada di atas kapal kayu,” ucapnya seperti dilaporkan laman Aljazirah, Ahad (13/8).

“Kelompok tersebu dipimpin oleh Badong Muktadil, seorang komandan yang dicari karena penculikan, pembunuhan, dan serangan terhadap kapal asing di perbatasan maritime dengan Malaysia,” kata Sobejana menambahkan.

Menurutnya, kematian Muktadil merupakan sebuah pukulan keras bagi kelompok Abu Sayyaf. “Ini merupakan kemunduran besar lainnya pada kelompok Abu Sayyaf, terutama terkait kegiatan penculikan dan terorisme mereka,” ujarnya.

Di antara serangan baru-baru ini yang dituduhkan kepada kelompok Muktadil adalah penculikan enam anggota awak kapal kargo berbendera Vietnam pada Februari. Salah satu awak kapal dari MV Giang Hai juga tewas dalam bentrokan antara penculik dan pasukannya di Jolo pada Juli. Kendati demikian, memang belum begitu jelas apakah korban tewas dalam peristiwa itu karena ditembak oleh milisi Abu Sayyaf.

Abu Sayyaf saat ini diyakini menahan sekitar 20 sandera, termasuk 14 warga asing, di Pulau Jolo dan Provinsi Basilan di dekatnya. Kelompok ini telah lama dituding berafiliasi dengan ISIS. Isnilon Hapilon, seorang pemimpin Abu Sayyaf, telah diidentifikasi sebagai kepala pejuang ISIS yang memerangi tentara pemerintah Filipina di Marawi sejak Mei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement