Senin 28 Aug 2017 04:44 WIB

Presiden Guatemala Usir Kepala Misi Antikorupsi PBB

Rep: Kamran Dikrama/ Red: Andri Saubani
Presiden Guatemala Jimmy Morales.
Foto: EPA/Esteban Biba
Presiden Guatemala Jimmy Morales.

REPUBLIKA.CO.ID, GUATEMALA CITY -- Presiden Guatemala Jimmy Morales, pada Ahad (27/8), mengeluarkan perintah pengusiran terhadap Ivan Velasquez, yakni tokoh yang mengepalai misi antikorupsi PBB di Guatemala di bawah Komisi Internasional Melawan Impunitas di Guatemala (CICIG). Morales berdalih pengusiran Velasquez adalah untuk kepentingan rakyat dan ketentuan hukum di negaranya.

"Sebagai presiden republik, untuk kepentingan rakyat Guatemala, memperkuat undang-undang, serta kelembagaan, saya menyatakan Ivan Velasquez nongrata dalam kapasitasnya sebagai komisaris CICIG. Saya memerintahkan agar dia (Velasquez) segera meninggalkan Republik Guatemala," ungkap Morales melalui sebuah video yang diunggah di akun Facebook pribadinya, seperti dilaporkan laman BBC.

Velasquez diketahui sedang melakukan penyelidikan tentang dugaan korupsi berupa aliran dana ilegal yang digunakan Morales pada masa kampanye pilpres 2015 lalu. Perintah pengusiran Morales membuat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berang. Ia menyerukan agar pemerintah Guatemala memperlakukan Morales secara terhormat.

Tak hanya itu, dukungan untuk Velasquez dan CICIG memang mengalir deras dari rakyat Guatemala. Pada Ahad (27/8), tak lama setelah Morales mengeluarkan perintah pengusiran, masyarakat Guatemala berbondong-bondong menggelar aksi dukungan di depan kantor CICIG dan Pengadilan Konstitusi Guatemala.

Suara rakyat Guatemala pun didengar dan dikabul. Masih pada hari yang sama, Pengadilan Konstitusi Guatemala menangguhkan perintah Presiden Morales untuk mengusir Velasquez. Pengadilan juga meminta agar menteri luar negeri, menteri pertahanan, dan menteri dalam negeri Guatemala agar tidak berpartisipasi dalam pengusiran Velasquez.

Memang cukup banyak politisi di Guatemala yang sinis terhadap kehadiran CICIG. Mereka menganggap CICIG merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan nasional dan hukum Guatemala. Kendati demikian, para pegiat dan aktivis antikorupsi di sana mendukung kerja CICIG dalam rangka membersihkan pemerintahan mereka dari koruptor.

Pada 2015, CICIG membongkar kasus korupsi bernilai jutaan dolar yang dilakukan presiden Guatemala sebelum Morales menjabat. Kasus itu membuat dia diberhentikan sebagai presiden dan akhirnya tampuk kekuasaan berhasil diraih Morales.

Namun, momen masa lalu itu kini terulang kembali. Giliran Morales yang menjadi target penyelidikan CICIG karena diduga menerima dan memanfaatkan dana ilegal pada masa kampanye 2015. Padahal ketika terpilih sebagai presiden, Morales berjanji untuk memberantas korupsi serta kekebalan hukum yang dinikmati segelintir pihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement