Senin 04 Sep 2017 04:13 WIB

Warga AS di Eropa Diminta Waspadai Serangan Teroris

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Terorisme
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS), telah mengeluarkan peringatan kepada seluruh warganya terkait ancaman serangan terorisme yang terus-menerus di Eropa. Departemen Luar Negeri AS juga mengingatkan kemungkinan ancaman serangan dari kaum esktremis.

Dilansir dari The Guardian, Senin (4/9), peringatan itu dipublikasikan lewat situs resmi Departemen Luar Negeri AS.  Pernyataan itu juga mengutip beberapa insiden yang terjadi di Prancis, Rusia, Swedia, Inggris, Spanyol dan Finlandia sebagai bukti bahwa ISIS memiliki potensi melakukan serangan ke seluruh Eropa.

"Sementara pemerintah (negara masing-masing) terus melakukan operasi kontra-terorisme, Departemen Luar Negeri tetap prihatin tentang potensi serangan teroris di masa depan," ujar pernyataan itu.

"Warga AS harus selalu waspada terhadap kemungkinan simpatisan teroris atau ekstremis radikal dapat melakukan serangan dengan sedikit atau tanpa peringatan," lanjutnya.

Informasi tersebut juga mencantumkan beberapa tempat yang dianggap berisiko lebih tinggi terhadap terjadinya serangan teroris, seperti hotspot turis, pusat transportasi, pasar, pusat perbelanjaan dan fasilitas pemerintah daerah.

"Selain itu, hotel, klub, restoran, tempat ibadah, taman, acara profil tinggi, institusi pendidikan, bandara, dan target lainnya tetap menjadi lokasi prioritas untuk kemungkinan serangan," katanya.

Pernyataan juga menambahkan bahwa warga negara AS harus meningkatkan kewaspadaan di lokasi-lokasi itu. Departemen Luar Negeri AS pun  merinci berbagai taktik yang dapat digunakan dalam setiap serangan potensial, termasuk senjata api, bahan peledak, menggunakan kendaraan sebagai perangkat serabut, dan senjata bermata tajam.

Seluruh paparan informasi dalam laman resmi merefleksikan modus operandi baru yang disukai oleh ISIS, yakni menggunakan van, truk dan mobil untuk dibajak. Pembajakan seperti ini digunakan dalam serangan ISIS  di Barcelona, ​​London, Nice, Berlin, Stockholm dan Paris baru-baru ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement