REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE -- Sierra Leone akan memvaksinasi setengah juta orang guna melawan penyakit kolera, setelah ribuan penderita di tempat penampungan darurat, dengan keterbatasan jangkauan terhadap air bersih dan sanitasi diduga beresiko terjangkit penyakit itu, kata seorang pejabat setempat.
Tindakan tersebut dilakukan tiga minggu setelah negara itu dilanda musibah tanah longsor terburuk di Afrika dalam beberapa tahun belakangan. Diperkirakan 500 orang tewas ketika sebuah lereng gunung longsor di pinggiran kota Freetown, ibu kota negara Afrika Barat itu, yang baru pulih dari krisis penyakit ebola.
"Jika kita mendapati wabah kolera yang menyebar di antara masyarakat, itu disebabkan karena buruknya sanitasi, wabah tersebut akan menyebar seperti api," kata Harold Thomas, seorang petugas kementerian kesehatan.
Bakteri yang terbawa air pada umumnya tidak berakibat fatal, namun dapat juga membunuh hanya dalam beberapa jam ketika menyebabkan diare, terutama di kalangan lansia.
Wabah kolera Sierra Leone yang paling parah tercatat pada 2012, menewaskan hampir 400 orang dan menjangkiti lebih dari 25.000 orang lagi, kata pemerintah.
Lebih dari satu juta dosis vaksin oral tiba di Sierra Leone pada Kamis dan akan diadministrasikan selama tiga minggu, kata juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Laura Keenan melalui surat elektronika.
Sistem kesehatan masyarakat Sierra Leone "menurun" setelah dilanda epidemi ebola terburuk di dunia, kata aliansi vaksin global, GAVI, yang menyediakan obat-obatan tersebut dalam pernyataan.
"Vaksin dapat menyelamatkan nyawa. Berpotensi untuk mencegah penyebaran wabah kolera sebelum mengakibatkan lebih banyak kesengsaraan di negara yang sudah cukup menderita ini," kata kepala pelaksana GAVI, Seth Berkley.
Penyakit Ebola telah menewaskan lebih dari 11 ribu orang di seluruh wilayah Guinea, Liberia dan Sierra Leone antara 2013 dan 2016.
"Karena vaksin kolera tidak memberikan 100 persen perlindungan, pemerintah juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu mencuci tangan mereka, merebus air dan menyiapkan makanan secara bersih," kata Thomas.