Jumat 29 Sep 2017 16:42 WIB

Pakar: Ideologi Korut Bukan Komunis, Tapi ....

Kim Jong un
Foto: EPA/KCNA
Kim Jong un

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG  -- Korea Utara kerap kali digambarkan sebagai negara Komunis. Tak hanya di Indonesia, di banyak negara lain pun Korut kerap disebut Komunis mengingat kedekatannya dengan Cina dan Rusia.

Namun sejumlah ahli menilai sebutan Korut sebagai negara Komunis adalah tak tepat. Menurut salah satu pakar di Inggris, Korut telah menolak ideologi Komunis dalam beberapa dekade lalu dan kegagalan AS untuk memahami keyakinan akan nilai ini bisa membuat dampak yang hebat.

"Ada dua cara untuk melihat ini: Pertama, penyebutan berdasarkan diri mereka sendiri dan kedua apa yang ingin analis atau jurnalis gambarkan untuk melihat suatu tempat," ujar Owen Miller, dosen yang juga sejarawan dan budaya Korut di London's School of Oriental and African Studies kepada Newsweek, beberapa waktu lalu. 

"Mereka tak menyebutkan diri mereka sebagai Komunis-- Tak disebut dalam bahasa Korea sebagai Komunis. Digunakan kata Sosialisme, namun saat ini sudah berkurang, jauh lebih berkurang dari beberapa dekade lalu."

Menurut Miller, ideologi resmi pemerintah Korut adalah Juche. Ini merupakan bahasa Sino-Korea yang juga digunakan Korut maupun Korsel dan diterjemahkan sebagai 'kemerdekaan atau status kemerdekaan subyek'.

Juche diabadikan dalam konstitusi Korut yang berisi beragam teks dan buku propaganda. Guru-guru di sana telah mendoktrinasikan nilai-nilai tersebut sejak dini. Konsep itu bermula pada era 1950-an di saat panas-panasnya isu Perang Korea.

Korut, jelas Millier, mencoba untuk menjaga jarak dari negara-negara besar sosialis: Rusia dan Cina. Dan konsep tersebut memiliki pesan mendalam bagi rakyat Korut mengingat sejarah berabad-abad lalu ketika Korut masih menjadi negara bawahan Cina.

"Ketika Kim Il-sung mulai menggunakan ini, ia memakainya untuk menunjukkan rasa kebanggaan yang terluka, mengingat beberapa dekade atau ratusan tahun lalu saat masih berada di pengawasan Cina. Ia mengatakan, Korea akan menjadi bangsa yang merdeka di dunia," ujar Miller. 

Di bawah Kim Jong-il yang juga pengganti Kim Il-sung dan ayah Kim Jong-un (pemimpin saat ini), Juche digunkan untuk mengkultuskan personal  dan dinasti pemerintahan keluarga Kim. Pada era 1980-an, doktrin ini secara resmi diadopsi oleh Korut. Dalam doktri itu disebut, dinasti Kim adalah sempurna, makhluk hampir seperti Tuhan dan rakyat Korut berutang kepada mereka.

"Mereka mengambil idea sederhana, Korea harus merdeka dan memiliki kedudukan negara yang sama tak diatur oleh negara manapun - dalam hal ini Cina dan Rusia - dan mereka menjadikan ide menjadi sebuah ideologi yang harus dipelajari dan diceritakan setiap hari," ujarnya. 

"Ini merupakan bagian dari kehidupan, dan banyak buku menulis tentang ini, dan rak-rak buku penuh buku Kim Jong-Il dan seterusnya."

Pada September, Korut mengancam akan menghancurkan Jepang. Korut menganggap bahwa program nuklir Korut merupakan bagian dari 'Juche'.  "Empat pulang Jepang harus ditenggelamkan ke laut oleh bom nuklir Juche,: ujar komite pemerintahan seperti dikutip kantor berita Korut, KCNA.

Korut saat ini berada dalam tekana menyusul uji coba nukir dan rudal yang terus mereka lakukan. DK PBB dan AS telah menjatuhkan beragam sanksi. Cina yang selama ini memiliki hubungan khusus dengan Korut juga menekan Pyongyang agar tak melakukan uji coba nuklir.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement