Ahad 22 Oct 2017 17:27 WIB

Harga Sayur di Queensland Naik Gila-gilaan Akibat Banjir

Harga grosir ubi di Queensland telah naik 400 persen pekan ini.
Foto: ABC
Harga grosir ubi di Queensland telah naik 400 persen pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Harga dari beberapa sayuran di negara bagian Queensland, Australia, telah melonjak setelah hujan deras dan banjir meluluhlantakkan jutaan dolar panen di wilayah itu. Meroketnya harga ini bisa berlanjut selama berbulan-bulan mendatang.

Wilayah Wide Bay North Burnett memproduksi sekitar 85 persen ubi Australia dan juga merupakan salah satu pemasok cabai, paprika dan timun terbesar. Pembeli buah dan sayuran bernama Alwyn Weier, yang telah bekerja di industri ini selama 42 tahun, mengatakan, konsumen akan membayar lebih mahal juga menjelang Natal.

Harga sekotak ubi grosir di pasar Rocklea Brisbane naik 400 persen dalam enam hari, dari sekitar 20 dolar AS (atau setara Rp 200 ribu) menjadi 80 dolar AS (atau setara Rp 800 ribu). "Ada kekurangan produksi yang nyata, mereka tak bisa turun ke lahan untuk memanen," kata Weier.

"Selada, kembang kol, brokoli, tomat, tomat ceri, paprika, jagung, harga semuanya sangat naik hari ini. Beberapa sayur dua kali lipat harganya, beberapa lainnya naik tiga kali lipat.”

"Bukan hanya efek langsungnya sekarang karena mereka tak bisa memanen, sekarang mereka tak bisa menanam selama dua atau tiga minggu sehingga dalam waktu tiga bulan mendatang akan ada kekurangan [panen] lagi."

Pembeli buah dan sayur mengatakan, konsumen bisa memperkirakan harga dari banyak sayur akan lebih mahal hingga masa Natal tiba.
Pembeli buah dan sayur mengatakan, konsumen bisa memperkirakan harga dari banyak sayur akan lebih mahal hingga masa Natal tiba.

ABC Rural: Jennifer Nichols

Curah hujan Bundaberg pada bulan Oktober tercatat sejumlah 533 mm sampai saat ini, melampaui rekor sebelumnya 281 mm pada tahun 1953. "Beberapa wilayah terkena dampak lebih parah daripada yang lain dan itulah kondisinya," kata Weier.

"Jika Anda berada di tempat yang salah pada waktu yang salah, Anda kehilangan hasil panen Anda dan orang-orang yang mendapat keuntungan panen anda karena harganya lebih tinggi dan kadang-kadang sebaliknya."

Tanaman selada sangat rentan terhadap kerusakan akibat hujan.
Tanaman selada sangat rentan terhadap kerusakan akibat hujan.

ABC Rural: Jennifer Nichols

Bree Grima dari kelompok Bundaberg Fruit and Vegetable Growers mengatakan, banyak petani tomat dan zucchini tidak akan berusaha menyelamatkan panen yang ladangnya penuh dengan air. "Harga sudah jadi mengerikan bagi petani tomat, jika kualitasnya tidak ada mereka bahkan tidak akan mau panen," kata Grima.

"Sama dengan zucchini, harganya sangat mengerikan. Saya tahu satu penanam zucchini yang memiliki sembilan blok ladang zucchini yang banjir dan mereka bahkan tidak akan panen."

Tanaman zucchini yang terkena banjir di Bundaberg.
Tanaman zucchini yang terkena banjir di Bundaberg.

ABC Wide Bay: Brad Marsellos

Ia mengatakan bahwa melon juga bisa kekurangan pasokan pada musim panas ini. "Ini adalah tanaman yang ditanam empat atau lima minggu yang lalu yang diperkirakan akan dipanen sekitar waktu Natal, semangka dan melon, lalu labu," kata Grima.

Terima nasib

Di wilayah Sunshine Coast, para petani selada menghitung kerugian yang dialami, dengan banyak tanaman mereka rusak parah akibat hujan lebat. Terie Wakeham dari Jetfresh Hydroponics di Pomona memproduksi sekitar 30.000 selada mewah dalam seminggu dan harus memulai tiga baris dari lahan hidroponiknya setelah jatuh lebih dari 330 mm dalam enam hari.

Ia mengatakan, akan memakan waktu beberapa minggu untuk kembali ke produksi penuh. "Hujan itu benar-benar mengubah selada menjadi bubur basah, tapi kami akan melihat dampak yang lebih besar dalam beberapa hari mendatang," ujarnya.

"Seladanya hanya diam di sana dan berjuang dan ujungnya bisa terbakar saat matahari muncul."

Terie Wakeham dari Jetfresh Hydroponics menyambut baik hujan meski merusak tanamannya.
Terie Wakeham dari Jetfresh Hydroponics menyambut baik hujan meski merusak tanamannya.

ABC Rural: Jennifer Nichols

Wakeham mengatakan stafnya memiliki standar tinggi untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan. "Kami punya slogan di ruang pemrosesan kami, jika Anda tidak ingin melihatnya di piring Anda, buang saja," katanya.

"Sisi baiknya adalah penampungan air kami penuh.”

"Setelah sembilan tahun, Anda menjadi sedikit lebih fatalistis mengenai hal-hal semacam ini, itulah hidup."

Selada produksi Jetfresh Hydroponics bisa rusak akibat terik matahari ketika cuaca mulai cerah.
Selada produksi Jetfresh Hydroponics bisa rusak akibat terik matahari ketika cuaca mulai cerah.

ABC Rural: Jennifer Nichols

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/harga-sayur-di-queensland-naik-gilagilaan-akibat-banjir/9072340
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement