REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Shinzo Abe kembali terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang. Kemenangan Abe menyusul janji kampanye untuk bersikap lebih tegas dalam menghadapi Korea Utara (Korut).
"Seperti janji saya dalam kampanye pemilu, tugas saya utama adalah menindak Korut secara tegas. Untuk itu, diperlukan diplomasi yang kuat," kata Abe seperti dikutip BBC, Senin (23/10).
Abe mengatakan, Jepang telah menjadi sekutu Amerika Serikat untuk menangani permasalahan terkait Korut. Dia melanjutkan, masalah tersebut akan diselesaikan dengan berbagai cara, termasuk menggunakan kekuatan militer.
Korut kembali meluncurkan uji coba rudal yang jatuh ke laut Jepang pada Senin (28/8) lalu. Rudal tersebut melintasi udara di langit Utara Pulau Hokkaido. Uji coba rudal yang diluncurkan itu dilaporkan menempuh jarak hingga 2.700 kilometer.
Pelontaran rudal kali ini dianggap jauh lebih serius dan membahayakan dan mengancam keselamatan Jepang. Pemerintah Jepang menilai ancaman Korut semakin meningkat dan harus segera diatasi.
"Ancaman Korea Utara meningkatkan ketegangan tapi kita tidak boleh goyah. Kita tidak harus menyerah pada ancaman tersebut," kata Abe, dilansir dari The Guardian.
Sementara, kemenangan politis Partai Liberal Demokrat (LDP) itu dapat dicapai berkat 311 kursi. Angka itu sekaligus mempertahankan suara mayoritas di majelis dengan total 465 anggota.
Kemenangan itu membuat Abe memiliki masa jabatan ketiga dalam tiga tahun sebagai pemimpin LDP pada September tahun depan. Dia juga menjadi perdana menteri terlama di Jepang.
Dukungan mayoritas itu memungkinkan Abe merevisi konstitusi pasifis yang diundangkan oleh Amerika usai perang pada 1947. Dalam konstitusi Jepang khususnya pada pasal 9 disebutkan Jepang melarang pemeliharaan angkatan bersenjata.
Jepang telah berupaya mencari celah dari peraturan tersebut dengan menyatakan tentaranya memiliki tujuan pertahanan diri. Abe mengatakan, dirinya akan mencoba mendapatkan dukungan dari masyarakat sebanyak mungkin untuk tugas tersebut.