Sabtu 28 Oct 2017 12:02 WIB

PBB Berupaya Pastikan Terbukanya Akses ke Pengungsi Rohingya

Ribuan pengungsi muslim Rohingya bertahan di perbatasan, setelah tentara Bangladesh melarang mereka bergerak menuju kamp pengungsian di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).
Foto: AP/Dar Yasin
Ribuan pengungsi muslim Rohingya bertahan di perbatasan, setelah tentara Bangladesh melarang mereka bergerak menuju kamp pengungsian di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK -- Organisasi Internasional PBB bagi Migrasi (IOM) berusaha memastikan terbukanya akses terhadap 800.000 jiwa lebih pengungsi Rohingya yang berlindung di Bangladesh Selatan. Tujuannya ialah agar bantuan yang sangat dibutuhkan pengungsi dapat dikirim tepat pada waktunya.

"Dengan sangat banyak orang yang telah menetap di daerah yang demikian kecil, perencanaan dan penanganan lokasi penting bagi perlindungan pengungsi Rohingya," kata Organisasi Internasional PBB bagi Migrasi (IOM) di dalam siaran pers pada Jumat (27/10).

IOM menyatakan organisasinya terus bekerja sama dengan semua mitra lembaga kemanusiaan dan pemerintah untuk memastikan terbukanya akses ke lokasi pengungsi. 

"Kamp pengungsian semuanya didirikan di daerah berbukit terjal, sehingga sangat sulit untuk memberi layanan," ujarnya.

Saat ini ada 817.000 pengungsi di Cox's Bazar di kabupaten paling selatan Bangladesh, termasuk 200.000 orang yang telah mengungsi ke sana sebelum pengungsian besar terjadi pada penghujung Agustus, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. 

Dari jumlah itu hanya 46.000 tinggal di tempat penampungan sementara atau lokasi pengungsi. Lokasinya yang didirikan di daerah bukit terjal, sehingga akses ke sana menjadi tantangan yang sangat besar.

Pembuatan jalan dan prasarana dasar seperti saluran dan tangga sangat penting untuk menjamin bahwa semua pengungsi dapat menerima layanan sesegera mungkin.

IOM juga telah mengirim beberapa tim kesehatan untuk memberi layanan darurat dan kesehatan dasar buat lebih dari 53.000 pasien. Lembaga bantuan tersebut juga telah membagikan alat kesehatan pribadi buat ribuan pengungsi.

Pada saat yang sama, Kantor Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) telah memindahkan sebanyak 1.700 pengungsi baru dari Kutupalong ke satu lokasi yang disediakan pemerintah di Bangladesh Tenggara, sehingga mengurangi desak-desakan di instalasi yang ada dan kelebihan pengungsi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement