Rabu 01 Nov 2017 13:12 WIB

Palestina Makamkan Korban Serangan Israel di Terowongan Gaza

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Agus Yulianto
Warga Palestina berdoa usai pemakaman korban serangan Israel
Foto: ap
Warga Palestina berdoa usai pemakaman korban serangan Israel

REPUBLIKA.CO.ID, BURIJ -- Palestina melakukan prosesi pemakaman sejumlah korban yang tewas terbunuh saat Israel meledakkan terowongan di Jalur Gaza, pada Rabu (1/11). Laporan media menunjukkan, empat dari mereka yang terbunuh adalah anggota jihad Islam dan dua lainnya adalah anggota Hamas.

Sedikitnya tiga orang lainnya juga dilaporkan tewas. Pertahanan Sipil Palestina terus mencari lima korban yang saat ini diyakini masih hilang di terowongan.

"Kami telah menerima tujuh mayat sejak Senin. Semua korban meninggal karena lemas, entah karena kekurangan oksigen atau gas racun, pada tahap ini kami tidak bisa mengatakan penyebab pasti kematian mereka," ujar Kepala departemen gawat darurat Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza, Nasim Humaid, kepada Arab News.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh hadir di salah satu pemakaman korban di Gaza tengah, yang juga dihadiri oleh beberapa ribu pelayat. Sementara tokoh senior Hamas Khalil Al-Hayya menghadiri pemakaman lainnya di bagian selatan.

"Hamas tahu bagaimana mengelola konflik dengan musuh dan bagaimana membalas dendam dan menyerang pada satu waktu dan tempat yang menyakitkan musuh," kata Al-Hayya.

Seorang pemimpin jihad Islam, Khaled Al-Batsh, mengatakan, kepada Arab News di sebuah pemakaman di Kamp Burij, tanggapan dari kelompoknya akan ditentukan oleh sayap militernya. Dia menegaskan, perlawanan terhadap kebijakan Israel akan terus berlanjut.

"Perjuangan kami melawan pendudukan belum berakhir. Kami tidak bisa berkompromi dengan darah kami yang tumpah, dan kami tidak akan terdiam di depan agresi Zionis," kata Al-Batsh.

Insiden serangan itu terjadi saat faksi-faksi Palestina, Fatah dan Hamas, berusaha untuk menerapkan kesepakatan rekonsiliasi. Kesepakatan ini mengakhiri keretakan hubungan mereka selama 10 tahun, yang menyebabkan Hamas memimpin Jalur Gaza.

Baik Haniyeh atau Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah telah menegaskan kembali bahwa rekonsiliasi tetap berada di jalur yang benar. "Tanggapan terhadap pembantaian ini adalah terus melangkah maju menuju pemulihan persatuan nasional, karena musuh menyadari kekuatan kami adalah persatuan kami," kata Haniyeh.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, pasukan Israel telah memantau penggalian terowongan tersebut selama beberapa lama. Mereka terpaksa bertindak setelah adanya pelanggaran kedaulatan Israel yang cukup serius dan tidak dapat diterima.

Terowongan tersebut dilaporkan melewati bawah pagar perbatasan dari Kota Khan Yunis di Jalur Gaza. Hamas telah menggunakan terowongan di masa lalu untuk memasuki Israel dan melakukan serangan, namun serangan telah jarang dilakukan sejak akhir perang 2014.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan sedikit komentarnya dalam sebuah pidato pada Selasa (31/10). "Kami tidak akan mentoleransi setiap serangan terhadap kedaulatan kami, atas rakyat kami, di atas tanah kami, entah dari udara, dari laut, dari tanah, atau di bawah tanah," ujar Netanyahu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement