REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel dilaporkan mulai membanjiri jaringan terowongan Hamas di bawah Jalur Gaza dengan memompa air dari Laut Mediterania. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menyiapkan sistem pompa yang ditempatkan lebih dari satu kilometer di utara kamp pengungsi Al-Shati.
Laporkan Wall Street Journal yang mengutip pejabat Amerika Serikat (AS), pompa yang disiapkan dikabarkan mampu mengalirkan ribuan meter kubik air per jam, sehingga membanjiri terowongan dalam beberapa minggu. Tentara Israel menyiapkan setidaknya lima pompa sekitar pertengahan November.
Tidak jelas apakah Israel akan mempertimbangkan untuk menggunakan pompa tersebut sebelum semua sandera dibebaskan. Hamas sebelumnya mengatakan, telah menyembunyikan tawanan di tempat dan terowongan yang aman.
Beredar rekaman di media sosial yang menayangkan sebuah lorong yang gelap. Tiba-tiba terdengar suara aliran air yang deras mendekat dan menutupi sekitarnya.
The flooding of the tunnels has begun, and with it the terrorists are drowning.
Hamas called their 10/7 Operation Al-Aqsa Flood. The name proved to be prophetic. pic.twitter.com/Va9QsViPBz
— Olia (@oliaklein) December 5, 2023
Ketika ditanya tentang cerita tersebut, seorang pejabat AS yang dikutip oleh Reuters mengatakan, masuk akal bagi Israel untuk membuat terowongan tersebut tidak dapat dioperasikan. Israel juga sedang menjajaki berbagai cara untuk melakukan hal tersebut.
Menurut Wall Street Journal, seorang pejabat IDF menolak mengomentari rencana banjir tersebut. “IDF beroperasi untuk membongkar kemampuan teror Hamas dengan berbagai cara, menggunakan alat militer dan teknologi yang berbeda," ujarnya.
Israel pertama kali memberi tahu AS mengenai opsi tersebut bulan lalu. Wall Street Journal melaporkan, bahwa para pejabat tidak mengetahui seberapa dekat pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam melaksanakan rencana tersebut.