Kamis 02 Nov 2017 03:11 WIB

Pelaku Teror Jakarta Ini Bocorkan Informasi Kelompok Maute

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Agus Yulianto
Asap mengepul di permukiman di Kota Marawi akibat pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok militan Maute di Filipina (Ilustrasi)
Foto: REUTERS/Erik De Castro
Asap mengepul di permukiman di Kota Marawi akibat pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok militan Maute di Filipina (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Muhammad Ilham Syahputra merupakan pelaku yang diduga terlibat dalam aksi teror bom di Jakarta pada 2016 lalu. Pria berusia 22 tahun ini, berhasil diamankan oleh kepolisian Lanao del Sur di Kota Marawi, Filipina.

Pihak kepolisian berhasil menangkap Syahputra di desa Loksa Datu. Saat ditemukan, pakaian Syahputra terlihat lepek. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa Syahputra belum lama berenang menyebrangi danau untuk kabur dari zona konflik.

"Dia memiliki bekas luka tembakan di salah satu sisi tubuhny," kata Kepala Kepolisian Lanai del Sur, John Guyguyon, seperti dilansir Arab News, Rabu (1/11).

Guyguyon mengatakan, tertangkapnya Syahputra dapat menjadi pukulan besar bagi kelompok Maute. Alasannya, ada banyak informasi terkait Maute yang bisa digali pihak kepolisian dari Syahputra. Salah satunya adalah lokasi para anggota kelompok Maute yang masih bersembunyi di Marawi.

"Kami memanfaatkan kondisi ini untuk benar-benar memusnahkan musuh, dengan begitu kami dapat memastikan Kota Marawi menjadi benar-benar aman untuk didatangi kembali oleh para warga," kata Guyguyon.

Kepada pihak kepolisian, Syahputra juga membeberkan beberapa informasi terkait peristiwa pengepungan Marawi beberapa waktu lalu. Sebelum pengepungan dilakukan, kelompok Hapilon sempat berencana untuk mengebom kamp militer di Basilan, Sulu, dan Tawi Tawi.

Dari Syahputra, pihak kepolisian menyita beberapa barang bukti, salah satunya adalah sebuah senjata api. Polisi juga menyita sebuah granat, uang dalam berbagai pecahan, perhiasan, ponsel hingga sebuah paspor yang diperkirakan milik rekan militan asal Indonesia lainnya.

Sebelumnya, Syahputra sempat dikabarkan tewas akibat tembakan pada Mei lalu. Pria kelahiran Sumatera ini diketahui pergi ke Filipina sejak November 2016 lalu untuk bergabung dengan kelompok militan Maute. Syahputra mengaku pergi ke Filipina atas ajakan Isnilon Hapilon.

"Berkurang lagi satu teroris yang berkeliaran di tengah kita, yang mungkin dapat membahayakan orang-orang tak bersalah," kata Joint Task Force Ranao Deputy Commander Kolonel Romeo S Brawner Jr.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement