Senin 06 Nov 2017 13:34 WIB

Saudi Tuduh Iran Perintahkan Houthi Kirim Rudal ke Riyadh

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Elba Damhuri
Bandara Internasional Riyadh
Bandara Internasional Riyadh

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menuduh Iran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peluncuran rudal balistik di Yaman yang menargetkan Bandara Riyadh pada Sabtu (5/11). Saudi memperingatkan peluncuran rudal bisa dianggap sebagai tindakan perang.

Saudi menyalahkan Iran atas serangan rudal yang menargetkan bandara Riyadh.  Mereka mengklaim hal itu tidak akan terjadi jika Iran tidak mendukung pemberontak Houthi di Yaman.

"Peran Iran dan komando langsungnya terhadap Houthi jelas merupakan tindakan agresi yang menargetkan negara-negara tetangga. Sikap Iran ini mengancam perdamaian dan keamanan di wilayah dan secara global," kata Saudi dalam pernyataannya seperti dilansir RT, Senin, (6/11).

Tindakan terang-terangan atas agresi militer oleh rezim Iran, kata pejabat Saudi itu, dapat dianggap sebagai tindakan perang melawan Kerajaan Arab Saudi. Koalisi pimpinan Saudi segera menutup semua perbatasan dengan Yaman, dari laut, udara, darat.

Saudi mengatakan, pihaknya berhak untuk menanggapi Iran dalam waktu dan cara yang tepat. Koalisi militer yang dipimpin oleh Saudi memerangi pemberontak Syiah Houthi, yang menguasai Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada awal 2015.

Saudi mendukung Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi yang telah digulingkan. Pada Sabtu, sebuah rudal balistik diluncurkan dari wilayah Yaman, yang diduga menargetkan Bandara Internasional Khalid Raja dekat Ibu Kota Saudi, Riyadh.

Rudal itu dicegat dan mendarat di lapangan bandara namun  tidak menimbulkan kerusakan. juga, tidak ada penerbangan yang terganggu oleh serangan tersebut.

Pemberontak Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengatakan, rudal balistik Volcano-1 diproduksi di dalam negeri.

Arab Saudi bersikeras menuduh Iran memasok senjata tersebut ke Houthi sehingga memungkinkan serangan tersebut. Iran sebagai pendukung pemberontak Houthi membantah mempersenjatai mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement