Selasa 07 Nov 2017 14:10 WIB

AS-Turki Pulihkan Penerbitan Visa

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Gedung Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki.
Foto: AP/Lefteris Pitarakis
Gedung Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kedutaan Besar (Kedubes) AS untuk Turki mengumumkan akan kembali melanjutkan proses penerbitan visa non-imigran secara terbatas untuk warga negara Turki. Sebelumnya, Kedubes AS telah menangguhkan layanan visa untuk Turki pada bulan lalu.

"Kami percaya situasi keamanan telah meningkat secara memadai untuk memungkinkan dimulainya kembali layanan visa terbatas di Turki," kata Misi AS untuk Turki dalam sebuah pernyataan, Senin (6/11).

Kedubes AS menekankan, visa non-imigran, yang mencakup visa pelajar, turis, media, dan pekerjaan, akan diproses secara terbatas. Wawancara akan dilakukan untuk memproses pengajuan visa. Sebagai tanggapan, Kedubes Turki di Washington mengatakan pihaknya juga akan melanjutkan proses pengajuan visa untuk warga negara AS, yang juga akan diberikan secara terbatas.

Kedubes AS mengatakan, keputusan untuk melanjutkan penerbitan visa setelah menerima jaminan tingkat tinggi dari Pemerintah Turki, bahwa staf lokalnya tidak dalam penyelidikan. Kedubes juga mendapat jaminan dari Ankara bahwa staf lokalnya tidak akan ditahan atau ditangkap.

"Ankara juga berjanji akan menginformasikan kepada pemerintah AS jika Turki berencana untuk menahan atau menahan staf lokal," tambahnya.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim pada Selasa (7/11), dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke AS untuk bertemu dengan pejabat AS. Dia diperkirakan akan membahas masalah visa tersebut dan juga mengulangi seruan Turki untuk mengekstradisi Fethullah Gulen.

Kedubes AS menghentikan penerbitan visa non-imigran untuk warga Turki pada Oktober lalu. Langkah ini dilakukan setelah seorang staf konsulat AS di Istanbul ditangkap karena diduga memiliki hubungan dengan Gulen. Kedubes Turki di Washington juga kemudian ikut menangguhkan penerbitan visa non-imigran untuk warga negara AS.

"Peristiwa terakhir telah memaksa Pemerintah Turki untuk menilai kembali komitmen pemerintah AS terhadap keamanan fasilitas dan personil Misi Turki," kata Kedubes Turki di Washington, DC, saat itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement