Rabu 08 Nov 2017 09:36 WIB

Pelaku Penembakan Gereja Texas Lari dari RS Jiwa

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas polisi mengolah TKP penembakan di First Baptist Church  di Sutherland Springs, Texas.
Foto: Eric Gay/AP
Petugas polisi mengolah TKP penembakan di First Baptist Church di Sutherland Springs, Texas.

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Pelaku penembakan sebuah gereja di Texas yang menewaskan 26 orang diketahui pernah melarikan diri dari sebuah rumah sakit jiwa pada 2012.

Seperti dilansir dari BBC, Rabu (8/11), petugas El Paso yang menahan Devin Kelley lima tahun lalu diberi tahu bahwa Kelley berbahaya bagi dirinya dan orang lain. Kelley telah dikirim ke rumah sakit setelah dia diadili karena menyerang mantan istrinya dan anak tiri selama bertugas di Angkatan Udara AS.

Dia juga pernah mencoba melakukan ancaman pembunuhan terhadap rantai komando militernya. Pejabat mengatakan akibat insiden penyerangan tersebut Kelley seharusnya tidak memiliki izin untuk memperoleh senjata api.

Menurut sebuah laporan, polisi El Paso menangkap Kelley di sebuah terminal bus di pusat kota El Paso pada Juni 2012.

Petugas mengatakan Kelley telah melarikan diri dari Peak Behavioral Health Services di Santa Teresa, New Mexico.

Orang yang melaporkan dia hilang dari fasilitas tersebut mengatakan kepada polisi, Kelley menderita gangguan jiwa. Dia ditangkap karena menyelinap masuk ke Pangkalan Angkatan Udara Holloman.

Kelley pernah mengaku bersalah di pengadilan militer karena berulang kali menganiaya anak tiri dan istrinya.

Dia dijatuhi hukuman satu tahun di sebuah penjara Angkatan Laut AS.

Penyidik FBI mengatakan mereka telah mencoba untuk memeriksa telepon gengam Kelley, untuk mencari tahu motif penembakan massal tersebut.

Menurut surat kabar Houston Chronicle, pembunuh berusia 26 tahun itu muncul di First Baptist Church di Sutherland Springs bersama anak-anaknya untuk festival musim gugur tahunan lima hari sebelum penembakan tersebut.

Seorang teman mantan ibu mertua Kelley, Michelle Shields, mengatakan dia senang bertemu dengannya di acara pekan lalu bersama cucu-cucunya menyusul masalah keluarga masa lalu. "Mereka berpikir, 'oh ini bagus, ini kemajuan,'" kata wanita itu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement