REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seorang tentara Korea Utara diperkirakan selamat dari luka parahnya sesudah para rekannya melepaskan tembakan ke arah ia karena membelot ke Korea Selatan. Demikian kata pemerintah dan militer Korea Selatan, Selasa (14/11).
Prajurit tersebut pada Senin diketahui melintas menuju perbatasan di "desa perdamaian" di zona demiliterisasi, yang dijaga ketat, dengan kendaraan roda empat.
"Namun, ketika sebuah roda terlepas, ia kabur dengan berlari saat empat tentara Korut melepaskan tembakan sekitar 40 kali ke arahnya," kata Suh Wook, kepala direktur operasi militer di Kepala Staf Gabungan Korsel, yang memberi keterangam kepada anggota parlemen.
"Hingga pagi ini, kami mendengar dia tidak sadarkan diri dan tidak bisa bernafas sendiri, tapi jiwanya dapat diselamatkan," kata Suh menambahkan.
Ahli bedah membuang lima peluru dari tubuh tentara tersebut, menyisakan dua peluru di dalamnya. Suh mengatakan, ada anggota parlemen berkata bahwa pelarian tentara itu "persis seperti dalam film".
Prajurit tersebut berlindung di balik sebuah bangunan Korsel di Area Keamanan Bersama (JSA) di dalam zona demiliterisasi antara kedua Korea.
"Tentara Korsel dan Amerika Serikat, yang mengkhawatirkan lebih banyak lagi serangan dari Korut, kemudian merangkak untuk menyelamatkannya," demikian pernyataan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa secara terpisah.
Komando PBB, yang hadir sejak akhir perang antara kedua Korea, mengatakan bahwa penyelidikan atas insiden tersebut sedang dilakukan.
Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo mengatakan hal tersebut merupakan pertama kalinya tentara Korut menembak ke sisi selatan JSA.
Moon Sang-gyun, juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel , mengatakan operasi militer di JSA biasanya dilakukan di bawah perintah Komando PBB, yang pada gilirannya mendapat perintah dari militer AS.
Prajurit yang tidak bersenjata itu, diterbangkan ke helikopter Komando PBB ke sebuah ruang operasi tempat dokter yang mulai bekerja untuk menyelamatkannya. Pejabat Korsel belum mengidentifikasi dari mana asal tentara tersebut atau apa niatannya.
Lee Cook-jong, ahli bedah yang bertanggung jawab atas perawatan tentara di Rumah Sakit Universitas Ajou, mengatakan kepada wartawan bahwa dia menderita kerusakan pada usus yang terbilang kritis.
Komisi persenjataan militer PBB mengatakan telah memberitahu militer Korut bahwa tentara tersebut, yang ditemukan sekitar 50 meter di selatan Jalur Demarkasi Militer, tengah menjalani operasi untuk luka-lukanya.