REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Militer Korea Selatan akan meningkatkan jumlah produksi pesawat nirawak atau drone, setidaknya dua kali lipat pada 2026. Rencana itu dilakukan agar Korsel bisa berusaha lebih baik menghadapi ancaman Korea Utara, demikian keterangan kantor Presiden Yoon Suk-yeol pada Selasa.
“Militer kami akan memastikan setidaknya dua kali lipat jumlah drone dari saat ini pada 2026 dan secara signifikan memperkuat kesiapan kami untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh drone Korut,” bunyi pernyataan kantor tersebut.
Pemerintah Korsel berencana menambah anggaran saat ini dan mendiversifikasi pengadaan drone untuk mempercepat akuisisi drone komersial serta pengembangannya. Selain itu, pemerintah setempat juga berencana meningkatkan pengeluaran untuk peningkatan efektivitas sistem militer yang ada dari 1 persen menjadi 5 persen dari total pengeluaran untuk peningkatan kemampuan pertahanan.
Peningkatan jumlah drone bertujuan untuk memaksimalkan kapasitas saat ini yang menjadi bagian dari rencana yang dibahas pada pertemuan keempat komite inovasi pertahanan presiden. Militer Korsel telah berupaya meningkatkan pertahanan anti-drone setelah Korut pada bulan Desember 2022 mengirim lima drone ke wilayah udaranya, tapi tidak ada satu pun yang ditangkap dan satu bahkan terbang di atas utara Seoul.