Kamis 16 Nov 2017 11:41 WIB

Kewalahan Terima Jenazah, Kamar Mayat Meksiko Tutup

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Marinir Meksiko saat berjaga usai bentrokan dengan anggota geng kriminal, Kamis, 20 Juli 2017.
Foto: Reuters/Carlos Jasso
Marinir Meksiko saat berjaga usai bentrokan dengan anggota geng kriminal, Kamis, 20 Juli 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, GUERRERO -- Kekerasan di negara bagian Guerrero di Meksiko selatan membuat warga melarikan diri sehingga desa menjadi kosong. Sekolah-sekolah tutup, dan tak ada bus yang lewat lagi.

Rumah jenazah yang penuh sesak dengan jenazah sekarang juga ditutup. Para pekerja meninggalkan pekerjaan tersebut karena tak sanggup merawat jenazah yang sudah terlalu banyak.

Mereka mengatakan, bau dari ratusan mayat yang membusuk menjadi tak tertahankan. "Banyak pegawai yang mual-mual," kata pegawai negeri Laura Reyna Benjamn kepada Televisa.

Bau busuk itu, ujar Benjamin, membuat  tidak ingin makan karena bau busuk benar-benar menempel pada badan. Mayat seringkali tiba dalam jumlah yang sangat banyak sehingga kamar mayat di negara bagian itu sudah tidak memiliki ruang untuk menyimpannya.

Selain itu juga kekurangan personil untuk melakukan autopsi. Menurut surat kabar Reforma, di ibu kota negara bagian Chilpancingo, 200 kilometer selatan Mexico City, setidaknya 600 mayat disimpan di sebuah tempat yang dirancang untuk menyimpan 200 mayat.

Seperti dilansir Guardian, Rabu, (15/11), antara delapan dan 10 mayat tiba setiap hari di kamar mayat di  Chilpancingo. Terdapat 1.919 pembunuhan tahun ini di Chilpancingo.

Setidaknya 100 lebih banyak dari tahun lalu. Lebih dari satu dekade setelah Mexico melancarkan tindakan militer terhadap kejahatan terorganisir, kekerasan terus melonjak di seluruh negeri.

Tahun ini merupakan tahun paling mematikan di Meksiko. "Masalah ini tidak eksklusif bagi Guerrero. Ini masalah nasional," kata Pastor Mario Campos, seorang imam Katolik dan aktivis sosial di wilayah La Montaa di Guerrero yang miskin.

"Masyarakat kita telah dilanda narkoba dan institusi kita tidak menanggapi atau melakukan pekerjaan mereka," ujarnya.

Guerrero berada di selatan Mexico City, dan termasuk resor pantai Pasifik seperti Acapulco dan daerah pedalaman pegunungan miskin yang mencakup beberapa wilayah termiskin di negara ini. Warga tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka sehingga mereka bekerja dengan kelompok kriminal karena mereka membayarnya," kata Campos.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement