REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangan bom bunuh diri terjadi di kota Tuz Khurmatu, Irak, pada Selasa (21/11). Serangan bom yang berasal dari mobil ini setidaknya menewaskan 23 orang dan melukai lebih dari 60 orang.
Bom bunuh diri ini meledak di area keramaian pasar. Independent mengungkapkan bahwa sebagian besar korban merupakan warga setempat. Sumber kepolisian menyatakan jumlah korban jiwa diperkirakan akan bertambah karena sebagian korban luka masih dalam kondisi kritis.
Kepolisian belum mengetahui siapa dalang di balik serangan bom bunuh diri ini. Akan tetapi, serangan bom bunuh diri di area tersebut biasanya berkaitan dengan kelompok militan ISIS.
Sebelumnya, ISIS telah bersumpah untuk melakukan aksi pemberontakan di Irak dan Suriah. Hal ini dilakukan karena ISIS sudah kehilangan sebagian besar wilayah kekuasaan mereka di kedua negara tersebut selama satu tahun terakhir.
Kepala Keamanan Provinsi Salahudin, Mehdi Taqi mengatakan ada beberapa area di bagian barat Tuz Khurmatu yang masih menjadi tempat persembunyian ISIS. Taqi menegaskan pihaknya akan membebaskan area tersebut sepenuhnya dari cengkraman ISIS.
"Dalam waktu dekat kami akan melakukan operasi untuk menyapu bersih mereka (ISIS)," kata Taqu seperti dilansir BBC.
Tuz Khurmatu merupakan rumah dari berbagai etnis Arab, Kurdi hingga Turkmen. Laporan kepolisian menyatakan bahwa sebagian besar korban serangan bom bunuh diri berasal dari kelompok etnis Turkmen.
Insiden mematikan bukan hanya sekali terjadi di Tuz Khurmatu. Bulan lalu, bentrokan yang mematikan juga terjadi di area tersebut ketika pasukan pro pemerintah merebut Tuz Khurmatu dari para pasukan Peshmerga Kurdi.