Selasa 28 Nov 2017 16:07 WIB

Antisipasi Rudal Korut, Hawaii Uji Coba Sirene

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Maui, Hawaii
Foto: ist
Maui, Hawaii

REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU -- Hawaii akan melanjutkan uji coba bulanan sirene peringatan serangan nuklir di seluruh negara bagian pada pekan ini. Menurut pejabat manajemen darurat, ini sebagai antisipasi jika Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal potensial, di era yang mereka sebut sebagai era Perang Dingin.

Uji coba ini adalah pertama kalinya sejak 30 tahun lamanya menghentikan pemasangan sirene tersebut. Sirene peringatan udara akan terdengar sekitar 60 detik di lebih dari 400 lokasi di seluruh pulau Pasifik tengah pada pukul 11.45 pada Jumat mendatang. Kemudian uji coba itu akan diulang pada hari kerja pertama setiap bulan setelahnya.

 

Uji coba serangan rudal bulanan itu diperkenalkan kembali oleh Hawaii. Lalu pihaknya juga memberikan pesan layanan masyarakat yang meminta penduduk di pulau-pulau itu untuk masuk ke dalam (rumah), tetap berada di dalam (rumah) dan menantikannya, ketika mereka mendengar sirene tersebut berbunyi.

 

"Kesiagaan darurat untuk mengetahui apa yang diharapkan dan apa yang harus dilakukan saat terjadi bahaya," kata kepala Badan Manajemen Darurat Hawaii Vern Miyagi dalam sebuah pesan video yang diunggah secara daring. Namun ia tidak secara langsung menyebutkan Korut.

 

Sirene peringatan serangan nuklir yang dihentikan sejak tahun 1980-an saat berakhirnya Perang Dingin. Kemudian diaktifkan kembali sehubungan dengan peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua baru-baru ini oleh Korut. Di mana rudal balistik antarbenua itu diklaim mampu mencapai daratan Amerika Serikat (AS).

 

Adapun juru bicara lembaga Richard Rapoza mengatakan sebuah senjata seberat 150 kiloton yang diledakkan di atas Pearl Harbor di pulau utama Oahu diperkirakan dapat membunuh sekitar 18 ribu orang secara langsung. Dan juga membuat 50 ribu sampai 120 ribu orang terluka beberapa mil dari zona ledakan. Perhitungan tersebut menurut proyeksi berdasarkan penilaian teknologi senjata nuklir Korut.

 

Sementara itu jumlah korban dengan skala itu belum pernah terjadi sebelumnya di daratan AS. Meskipun berdasarkan fakta dari data lembaga tersebut menekankan 90 persen penduduk Hawaii, yang berjumlah sekitar 1,4 juta jiwa, akan tetap bertahan hidup, meski terdampak langsung dari ledakan semacam itu.

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement