Jumat 01 Dec 2017 04:50 WIB

Jerman dan Rusia Menolak Permintaan AS

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Nidia Zuraya
Vladimir Putin dan Angela Merkel
Foto: AP PHOTO
Vladimir Putin dan Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jrgen Hardt, anggota Demokrat Kristen konservatif Kanselir Angela Merkel dan koordinator pemerintah untuk Kerjasama Transatlantik, menolak seruan Amerika Serikat (AS) untuk memutuskan hubungan dengan Korea Utara pada Kamis (30/11). Dia mengatakan bahwa Jerman 'tidak boleh mengikuti' permintaan Washington untuk menarik duta besarnya dari Pyongyang.

Hardt mengatakan, solusi diplomatik adalah satu-satunya jalan keluar dari krisis Korea Utara, "kita tidak dapat hanya mengandalkan kedutaan besar Cina atau kedutaan besar Rusia di Korea Utara." kata dia seperti dikutip dw.com, Kamis (30/11).

Politisi CDU itu menambahkan, Eropa dan Barat memiliki perwakilan di Pyongyang dengan kedutaan Jerman.

Senada dengan Jerman, Rusia juga menolak seruan AS agar negara-negara memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea Utara. "Seolah-olah tindakan baru-baru ini dari Amerika Serikat secara sadar diarahkan untuk memprovokasi Pyongyang terhadap tindakan radikal lainnya," ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Minsk.

Begitu pula dengan Inggris dan Swedia memiliki perwakilan diplomatik di Korea Utara dan berbagi sebuah komplek di Pyongyang. Rusia dan Cina, sekutu terdekat Korea Utara, memiliki kedutaan dan konsulat di negara tersebut sementara India, Pakistan, Polandia dan negara-negara lain juga memiliki perwakilan diplomatik.

Hubungan Korea Utara dengan Jerman sebagian besar merupakan sisa hubungan diplomatik mantan Jerman Timur di negara tersebut. Setelah reunifikasi Jerman, kedutaan Korea Utara di Berlin timur diubah menjadi "Kantor untuk Perlindungan Kepentingan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK)" dengan Cina bertindak sebagai pelindung. Reunifikasi Jerman kemudian menjalin hubungan diplomatik pada tahun 2001.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement