Sabtu 02 Dec 2017 14:24 WIB

Uji Coba Sirene Rudal yang Dilakukan AS Gagal Berfungsi

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Joko Sadewo
Uji coba peluncuran rudal jarak jauh Hwasong-12 di Pyongyang, Korea Utara.
Foto: Reuters/KCNA
Uji coba peluncuran rudal jarak jauh Hwasong-12 di Pyongyang, Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, HAWAII -- AmerikaSerikat (AS) telah melakukan uji coba sirene yang memperingatkan akan adanya serangan nuklir, yang mungkin akan datang dari Korea Utara (Korut), mengingat ketegangan yang semakin meningkat. Namun uji coba tersebut dilaporkan tidak berfungsi atau tidak cukup keras.

Sirene yang dipasang di surganya Pasifik, Hawaii, itu akan menjadi negara bagian AS yang pertama kali mengaktifkan sistem peringatan serangan sejak Perang Dingin usai. Sirene yang berbunyi dalam waktu beberapa menit saat menangkap sinyal serangan itu akan diuji setiap bulan. Uji sirene itu direncanakan sejak beberapa bulan lalu saat Korut menembakkan rudal paling kuat hingga saat ini. Rudal balistik antarbenua milik Korut itu diklaim bisa dengan mudah mencapai daratan AS.

Namun saat pejabat memeriksa sirene yang dipasang di 385 titik di seluruh pulau itu, ternyata dilaporkan sirene tidak berfungsi. Peringatan tersebut hampir tidak terdengar di sepanjang Pantai Waikiki yang ikonik di Honolulu.

Sirene tersebut akan berbunyi selama 20 menit untuk memberi waktu bagi orang-orang untuk sembunyi sebelum rudal tersebut mendekat. Namun menurut orang-orang yang berada di pantai, bunyi sirene tersebut kalah oleh suara ombak yang menderu di sepanjang pantai.

Hawaii merupakan salah satu wilayah AS yang paling dekat dengan semenanjung Korea. Pulau tersebut merupakan tempat bagi markas militer untuk wilayah Asia Pasifik dan sejumlah pelabuhan militer utama, termasuk Pearl Harbor.

Pejabat di Hawaii telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk memberi tahu publik tentang tindakan apa yang harus dilakukan jika terjadi serangan. Diperkirakan orang-orang Hawaii akan memiliki waktu kurang dari 20 menit untuk berlindung sebelum rudal tersebut tiba. Namun reaksi beberapa orang yang diwawancarai Sky News bukan yang diharapkan oleh pejabat Hawaii.

"Sangat menyenangkan untuk mengingatkan kita, saya ingin mengucapkaan selamat tinggal terakhir kami, yang pada dasarnya Anda bisa lakukan hanya Anda berharap tidak pernah sampai pada itu," kata Karen Lindsay yang sedang makan siang di taman pantai Honolulu, dikutip Sky News,Sabtu (2/12).

"Kami mendengarnya cukup jelas, dan itu efektif, saya tidak tahu itu untuk apa. Saya menduga itu adalah sebuah tes, saya pikir jika ini adalah serangan rudal nuklir, tidak ada yang bisa saya lakukan, jadi saya hanya akan rileks," ujar Thomas Hanes yang sedang duduk di hammock di taman yang sama.

Presiden ASDonald Trump terus meningkatkan retorika keras terhadap Korut, dengan memberi label pemimpinnya, Kim Jong-un sebagai anak anjing yang sakit, dalam sebuah pidato di Missouri pada Ahad. Dan ketegangan itu meningkat lebih jauh karena AS akan memulai latihan militer gabungan utama dengan pasukan Korea Selatan (Korsel) pada Senin waktu setempat. Latihan semacam itu dicap sebagai provokasi oleh Pyongyang di masa lalu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement