REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina telah bereaksi dengan marah terhadap rancangan undang-undang (RUU) campur tangan asing yang tengah diajukan ke Parlemen, menuduh Pemerintah Australia melontarkan komentar "tak bertanggung jawab" yang telah menyakiti "kepercayaan politik bersama".
Pada Selasa (5/12), Pemerintah Turnbull mengumumkan perombakan undang-undang spionase dan intelijen terbesar selama beberapa dekade terakhir di tengah meningkatnya kekhawatiran akan campur tangan internasional dalam demokrasi Australia.
Dalam sebuah pernyataan singkat yang dikeluarkan pada Rabu (6/12), Kedutaan Besar Cina di Canberra menyatakan Beijing, "tidak bermaksud untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Australia atau memberikan pengaruh terhadap proses politik Australia melalui sumbangan politik".
"Beberapa politisi dan pejabat pemerintahan Australia juga membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab yang merugikan kepercayaan bersama antara Cina dan Australia," kata seorang juru bicara kedutaan tersebut.
"Kami dengan tegas menolak tuduhan ini."
"Laporan, yang dibuat dengan sedikit riset dan dipenuhi dengan mentalitas Perang Dingin dan bias ideologi, itu mencerminkan histeria anti-Cina yang khas dan paranoid," kata juru bicara tersebut.
"Laporan yang relevan tidak hanya membuat tuduhan yang tidak dapat dibenarkan terhadap Pemerintah China, tapi juga dengan kejam menodai mahasiswa Cina dan juga masyarakat Cina di Australia dengan prasangka rasial, yang pada gilirannya telah mencoreng reputasi Australia sebagai masyarakat multikultural."
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina di Beijing, Geng Shuang, memberikan tanggapan yang lebih ringan terhadap komentar Pemerintahan Turnbull itu.
"Cina selalu mengikuti prinsip saling menghormati dan tidak campur tangan dalam urusan internal masing-masing ketika harus mengembangkan kerja sama yang bersahabat dengan negara lain, dan prinsip ini berlaku untuk mengembangkan hubungan bilateral dengan Australia," kata Geng.
AS sambut baik peringatan keras pemerintahan Turnbull
Pejabat Amerika Serikat semakin khawatir pada tingkat pengaruh Cina di Australia, dan duta besar Amerika Serikat secara hati-hati menyambut baik pengumuman Pemerintahan Turnbull itu.
"Saya tidak akan berkomentar mengenai rancangan undang-undang Australia itu, mengingat itu adalah kewajiban Pemerintah Australia untuk memutuskan," kata diplomat James Carouso.
"Tapi demokrasi kami menghadapi masalah yang sama dalam menghadapi campur tangan asing, dan FARA (Undang-Undang Pendaftaran Agen) kami sangat membantu dalam menemukan cara untuk mengatasi masalah ini," tambah Carouso.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.