Ahad 10 Dec 2017 08:13 WIB

Erdogan dan Macron Minta AS Batalkan Putusan Soal Yerusalem

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Presiden Menteri Prancis Emmanuel Macron akan bekerja sama  meyakinkan Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kembali keputusannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.  Demikian disampaikan seorang sumber presiden Turki, Sabtu (10/12).

Kedua pemimpin sepakat lewat panggilan telepon bahwa tindakan AS menimbulkan kekhawatiran pada wilayah itu, kata sumber tersebut, yang menambahkan bahwa Turki dan Prancis akan melakukan upaya bersama untuk mencoba membalikkan keputusan AS.

Erdogan juga berbicara di telepon kepada Presiden Kazakhstan, Lebanon dan Azerbaijan pada Sabtu mengenai masalah tersebut. Pada Rabu, dia mendesak Organisasi Kerja Aama Islam untuk melakukan pertemuan mendesak di Turki minggu depan.

Pengumuman Presiden Donald Trump pada Rabu telah mengecewakan sekutu AS di negara Barat. Di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Prancis, Italia, Jerman, Inggris dan Swedia meminta AS untuk "mengajukan proposal rinci untuk penyelesaian Israel-Palestina".

Warga Palestina turun ke jalanan menyusul keputusan AS. Demonstrasi juga terjadi di Iran, Yordania, Tunisia, Somalia, Yaman, Malaysia dan Indonesia, serta di luar kedutaan besar AS di Berlin.

Status Yerusalem telah menjadi salah satu hambatan terbesar dalam kesepakatan damai antara Israel dan Palestina selama beberapa generasi.

Prancis telah menjadi pendukung perjuangan Palestina. Pada 2014, Majelis Nasional Prancis mengeluarkan sebuah mosi yang tidak mengikat yang meminta pemerintah untuk mengakui Palestina, namun pemerintahan tersebut belum secara resmi melakukannya. Paris telah menunjukkan pendiriannya di masa lalu bahwa solusi dua negara menuntut pengakuan Palestina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement