Ahad 10 Dec 2017 12:19 WIB

Soal Yerusalem, Presiden PKS Tulis Surat Terbuka untuk Trump

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bayu Hermawan
Presiden PKS Sohibul Iman berorasi di depan Kedubes AS
Foto: DPP PKS
Presiden PKS Sohibul Iman berorasi di depan Kedubes AS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohamad Sohibul Iman, mengatakan dirinya akan menulis surat terbuka kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkait tindakannya mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. PKS terus mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya menyerukan keadilan bagi warga Palestina.

"Saya secara pribadi menulis surat terbuka kepada Presiden Trump. Teknisnya (penyampaian) nanti saya kira mungkin juga akan diunggah di media sosial, " ungkap Sohibul kepada wartawan usai memberikan orasi dalam aksi damai di depan Kedutaan Besar AS, Gambir, Jakarta Pusat, Ahad (10/12).

Langkah konkret selanjutnya, kata dia, PKS bekerja sama dengan pemerintah untuk terus berkomunikasi secara intensif dengan Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi. Sohibul menuturkan, pihaknya terus memberikan masukan terkait upaya Indonesia berkonsolidasi dengan sejumlah negara lain.

"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar kita punya tanggung jawab paling besar terhadap kemerdekaan Palestina dan pengelolaan Yerusalem, " tegasnya.

Karena itu, akan sangat baik jika Indonesia mampu memimpin negara-negara lain dan juga negara anggota kerja sama Islam (OKI) untuk menekan AS mencabut tindakannya. " Indonesia punya posisi strategis di mata internasional dan bisa memimpin negara muslim agar mereka menyepakati satu agenda yang sama (menentang kebijakan), " katanya.

Sebelumnya, dalam sebuah pidato singkat di Gedung Putih, Trump meminta departemen negara bagian untuk mulai membuat pengaturan untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Saya telah menetapkan bahwa sekarang saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Sementara presiden sebelumnya telah membuat janji kampanyebesar ini, mereka gagal menyampaikannya. Hari ini, saya menyampaikannya," jelas Trump seperti dikutipThe Guardian,Kamis (7/12).

Perdana Menteri Inggris Theresia May mengatakan pengumuman Trump tidak membantu dalam hal prospek perdamaian wilayah ini, dan Inggris tidak akan mengikutinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement