Ahad 10 Dec 2017 12:25 WIB

Takut Diboikot, McDonald's Malaysia Bantah Dukung Israel

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bayu Hermawan
Logo restoran cepat saji McDonald's.
Foto: AP
Logo restoran cepat saji McDonald's.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Pengguna media sosial di Malaysia, yang berpenduduk mayoritas Muslim, telah menyerukan pemboikotan berbagai perusahaan AS. Hal ini dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Salah satu pengguna jejaring sosial Twitter, TheUsopIbrahim, menyatakan tanpa mengutip sumber bahwa perusahaan McDonald's milik pemerintah AS telah menyalurkan dana untuk Israel. Informasi ini telah diretweet 320 kali dan disukai 138 kali. Namun akun tersebut tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

McDonald's Malaysia, dalam sebuah pernyataan di platform media sosial Facebook resminya pada Sabtu (9/12), mengatakan perusahaan mereka tidak mendukung atau terlibat dalam konflik politik atau agama.

"Tuduhan adanya aliran dana dari McDonald's ke Israel adalah tuduhan palsu, kebohongan, dan fitnah. Tuduhan yang dibuat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dalam pesan Whatsapp juga tidak berdasar," kata Azmir Jaafar, managing director dan operating partner of franchise Gerbang Alaf Restaurants Sdn Bhd.

Azmir juga mengatakan pemegang saham terbesar Gerbang adalah Muslim. Hak waralaba Malaysia dan Singapura dibeli oleh Lionhorn Pte Ltd di Arab Saudi setahun yang lalu.

Perusahaan waralaba Malaysia itu juga menghadapi permintaan boikot pada 2014 saat media sosial banyak menunjukkan restoran cepat saji tersebut telah membantu mendanai serangan Israel ke Gaza. Perusahaan tersebut segera membantah tuduhan itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement