Rabu 20 Dec 2017 11:55 WIB

Pengakuan Tukang Masak Bogor Jadi Milisi ISIS

Aldiansyah Syamsudin, alias Abu Assam Al Indonisiy, dulunya seorang tukang masak sebelum pergi ke Suriah.
Foto: ABC
Aldiansyah Syamsudin, alias Abu Assam Al Indonisiy, dulunya seorang tukang masak sebelum pergi ke Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dari sebuah kantor unit kontra-terorisme di Suriah utara, seorang anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia menceritakan kisahnya bagaimana menemukan jalannya untuk bergabung dan melakukan "jihad".

Pejuang Asing di Suriah:

  • Aldiansyah Syamsudin asal Bogor pergi ke Suriah untuk bergabung ISIS
  • Ia selamat setelah diserang oleh pesawat udara militer
  • Sejumlah saksi mata mengatakan seorang dokter telah merawat anak mereka di rumah sakit ISIS
  • Pemerintah Kurdi mengatakan semua pejuang asing adalah berbahaya

Ia ditangkap oleh Tentara Demokratik Suriah atau SDF yang didukung oleh negara barat. Nama aslinya adalah Aldiansyah Syamsudin, dengan nama samaran Abu Assam Al Indonisiy.

Ia mengaku dulunya adalah seorang tukang masak di Bogor, Jawa Barat, sebelum pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Di sanalah ia belajar cara menembak menggunakan senapan mesin dan AK-47. ISIS menjanjikan dia akan bisa memiliki empat istri, sebuah mobil dan sebuah rumah, yang ternyata hanyalah janji belaka.

Ditinggal dalam keadaan "terluka, sakit dan kelaparan" setelah menjadi satu-satunya yang selamat dalam serangan udara yang menghancurkan kendaraannya dan pejuang lainnya. Ia kemudian diabaikan oleh warga sekitar sebelum akhirnya ditangkap.

Sekarang ia ingin pulang dan mengaku tidak akan berbahaya bagi Indonesia ataupun negara barat."ISIS sudah tidak peduli dengan saya, lantas mengapa saya harus mengikuti ajaran mereka?" ujarnya.

Dari dapur menuju medan perang

Perjalanan Aldiansyah dimulai setelah lulus dari pondok pesantren di Bogor. Ia menjadi radikal lewat internet, bukan di masjid, dan bergabung dengan sebuah kelompok bernama Gadi Gado lewat pesan yang sudah terenskripsi, Telegram, dimana ia bertemu dengan seorang warga Indonesia bernama Abu Hofsah menjelaskan bagaimana caranya ke Suriah.

Aldiansyah mengaku Abu Hofsah mengirimnya uang senilai 1.000 dolar Australia atau lebih dari Rp 10 juta untuk membayar tiket pesawatnya. Kemudian ia tiba di Turki pada Maret 2016 dan tinggal di sebuah rumah di kota Gaziantep, sebelum dikirimkan ke Suriah timur.

"Pada malam hari seorang Muharrib (pejuang) datang dan memberi tahu kami, 'saatnya pergi ke perbatasan'. Kami bersepuluh naik mobil kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki."

"Kita menyebrang sungai dan terus berjalan. Kemudian menemukan barikade dari bahan logam lalu berlalu. Tentara Turki menembaki kami, tapi kami akhirnya tiba di Khalifah," katanya.

Ia tiba Suriah pada April, lebih lambat dari dibandingkan kebanyakan pejuang asing yang masuk Suriah. Ini membuktikan kemampuan ISIS untuk menembus perbatasan Turki dengan baik, meski pemerintah Turki mengatakan telah menjaganya.

Waktu kedatangannya bertepatan saat ISIS telah tedorong ke selatan dan tidak lagi memiliki akses ke perbatasan. Aldiansyah mengatakan ia dilatih orang Indonesia, dengan nama alias Abu Walid al Indonesiya dan seorang warga asal Filipina dengan nama Abu Abdulrohman al Phillipini.

Pengakuannya tidak bisa diverifikasi, tapi ia dilatih oleh ISIS untuk menggunakan berbagai senjata ringan. "Saya mengikuti latihan militer di provinsi Hama, Suriah, selama sekitar 20 hari, Saya belajar menggunakan empat senjata, termasuk Kalashnikov, RPG [granat roket] dan senapan mesin PKC," katanya.

Sementara pihak berwenang yakin ada ratusan warga Indonesia yang telah bergabung dengan ISIS, Aldiansyah mengatakan ia hanya mengenal lima orang Indonesia di Suriah. Dan terlepas dari pemberitaan dan propaganda soal kebrutalan kelompok tersebut, Aldiansyah mengaku tidak masuk ke Raqqa untuk berperang.

"Saya tertarik untuk bergabung dengan ISIS karena teman saya bilang hidupnya gratis dan nyaman, bisa memiliki empat istri, dan mereka akan memberi uang, rumah, dan mobil," katanya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/warga-bogor-suriah-gabung-isi/9276290
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement