Rabu 20 Dec 2017 13:29 WIB

Miliarder Palestina yang Ditahan Kembali ke Amman

Sabih al-Masri, miliarder Palestina yang sempat ditahan di Arab Saudi.
Foto: Aljazeera
Sabih al-Masri, miliarder Palestina yang sempat ditahan di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Miliarder Palestina Sabih al-Masri, pengusaha Yordania paling berpengaruh, kembali ke Amman pada Selasa (19/12). Keluarganya ia kembali setelah dibebaskan dari penahanan di Arab Saudi terkait dengan penindakan keras terhadap orang kaya dan berkuasa di negara itu.

Masri, ketua Bank Arab yang bermarkas di Amman, pemberi pinjaman terbesar Yordania, pada pekan lalu ditahan beberapa jam sebelum pergi setelah memimpin pertemuan perusahaan Arab Saudi miliknya.

"Dia ada di rumahnya sekarang di Amman," kata sumber keluarga tersebut.

Masri, warga Arab Saudi, mengatakan dari rumahnya di Riyadh pada Ahad setelah pembebasannya pihak berwenang Saudi memberinya rasa hormat. Pejabat Saudi belum berkomentar mengenai penahanannya. Otoritas Yordania secara pribadi mengatakan Raja Abdullah ikut campur tangan untuk membebaskannya.

Sumber dekat dengan kasus tersebut mengatakan dia ditanyai mengenai hubungannya dengan mitra Saudi di antaranya para menteri, pejabat dan bangsawan yang juga ditahan dalam aksi anti-korupsi bulan lalu. Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan Masri dibebaskan setelah mencapai penyelesaian untuk mengembalikan sejumlah uang yang tidak ditentukan.

Tidak ada komentar dari keluarga Masri.

Penahanan Masri membuat resah jaringan bisnis di Yordania dan Palestina. Investasi multimiliar dolar Masri di hotel dan perbankan di Yordania merupakan tonggak ekonomi kerajaan itu dan dia adalah investor terbesar di wilayah Palestina.

Sebagai anggota keluarga pedagang terkemuka dari Nablus di Tepi Barat yang diduduki Israel, Masri mengumpulkan banyak uang dengan bergabung dengan bangsawan Saudi yang berpengaruh, dalam usaha yasaboga untuk memasok pasukan selama operasi militer pimpinan Amerika Serikat untuk merebut kembali Kuwait dari Irak dalam Perang Teluk 1991.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement