Kamis 21 Dec 2017 12:10 WIB

Israel Balas Demonstrasi Palestina dengan Peluru

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Demonstran Palestina melemparkan kembali tabung gas air mata yang dilepaskan tentara Israel.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Demonstran Palestina melemparkan kembali tabung gas air mata yang dilepaskan tentara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Lebih dari 80 warga Palestina terluka dalam demonstrasi baru-baru ini di Tepi Barat atau dua pekan setelah pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Seperti dilansir Aljazirah, Kamis (21/12), menurut Bulan Sabit Merah, sedikitnya tiga orang terluka akibat terkena tembakan dari peluru secara langsung.

Selain itu, lebih dari 20 terluka akibat peluru baja berlapis karet dan 40 lainnya karena menghirup gas air mata dalam demonstrasi yang diiikuti oleh Otoritas Palestina, beberapa partai politik dan serikat pekerja.

Konfrontasi dengan tentara Israel terjadi setelah sebuah demonstrasi Hari Kemarahan dipentaskan di berbagai wilayah Tepi Barat yang diduduki termasuk Hebron, Nablus, Bethlehem dan Yerikho.

Demonstrasi terbesar dimulai di pos pemeriksaan militer Qalandia, titik utama membelah Tepi Barat yang diduduki dari Yerusalem dan titik utama dalam konflik tersebut.

Seorang wartawan lokal yang melapor dari Qalandia, Jihad Barakat memperkirakan sekitar 5.000 warga Palestina menghadiri demonstrasi di sana. Mereka berangkat sekitar pukul 12 malam waktu setempat.

"Setidaknya satu orang luka di Qalandia dari amunisi dan ada penggunaan gas air mata yang parah. Di jip tentara Israel, ada senjata api yang menghasilkan sekitar 30 tabung gas air mata berurutan, sehingga seluruh area menjadi penuh dengan asap, " katanya.

Sejumlah politisi juga ikut dalam demonstrasi tersebut, termasuk Menteri Kesehatan Jawad Awwad, pemimpin Hamas Jamal al-Taweel, dan juru bicara Fatah Osama Qawasmeh. Aktivis lokal Mariam Barghouti mengatakan demonstrasi di Qalandia berubah menjadi kekerasan ketika pasukan Israel mulai menembaki gas air mata.

"Kerumunan semakin kecil sehingga hanya menyisakan pemuda Palestina yang mulai menghadapi tentara dengan batu," lanjut Barghouti.

Ia mengatakan, tentara kemudian menanggapi dengan peluru karet dan amunisi. Demonstrasi tersebut terjadi tepat dua pekan setelah Trump memutuskan untuk menyatakan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Dia juga mengatakan AS akan memindahkan kedutaan besarnya, yang saat ini berada di ibukota komersial Israel Tel Aviv, ke Yerusalem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement