Jumat 22 Dec 2017 03:20 WIB

Pengamat: AS tak Pernah Ingin Keadilan untuk Palestina

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Aksi Bela Palestina (ilustrasi)
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Aksi Bela Palestina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Timur Tengah, Abdul Muta'ali menegaskan rakyat Palestina sejak dari mulai keluarnya resolusi 181 tahun 1947, sampai saat ini tidak berharap Amerika Serikat (AS) bersikap adil. Dan faktanya memang AS tidak pernah berbuat adil kepada Palestina dalam penyelesaian konflik dan perdamaian Palestina-Israel dan soal Yerusalem.

"Nyaris seluruh resolusi PBB yang mengucilkan Israel selalu diveto oleh Amerika," kata Muta'ali kepada Republika.co.id, Kamis (21/12).

Jadi sikap AS terbaru yang memveto resolusi menolak klaim ibukota Israel, menurutnya bukan hal yang baru. Bahkan Amerika sempat sampai keluar dari UNESCO karena organisasi tersebut tidak ramah terhadap Tel Aviv. Karena itu tak heran, jika draft resolusi PBB yang diusulkan Mesir kemarin terkait penegasan terhadap ilegalitas klaim sepihak Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel oleh Amerika kembali diveto.

Walaupun 14 anggota Dewan Keamanan PBB menyetujuinya. Ke 14 negara Anggota Dewan Keamanan PBB yang menyetujui draft resolusi tersebut, menurutnya, ingin mengatakan bahwa Palestina tidak sendirian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement