Senin 25 Dec 2017 20:41 WIB

Satu Juta Warga Vietnam Dievakuasi

Rep: rizkyan adiyudha/ Red: Joko Sadewo
Badai (ilustrasi).
Foto: NASA/EPA
Badai (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Vietman tengah melakukan evakuasi warga di kawasan selatan sebagai langkah antisipasi kedatangan Badai Tembin. Angin kencang tersebut diperkirakan akan menghujam Vietnam pada Senin (25/12) malam waktu setempat.

Komite Penanggulangan Bencana Vietnam sedikitnya telah memindahkan sekitar 74 ribu warga dari kawasan rawan bencana. Termasuk penduduk yang tinggal di dataran rendah dan pesisir pantai selatan diungsikan ke daerah yang lebih aman.

Kendati, pemerintah daerah di 15 provinsi mengungkapkan masih harus memindahkan sekitar 1 juta warga dari daerah rawan. Mereka juga diperintahkan untuk mengamankan kilang minyak dan kapal yang berada di perairan.

"Vietnam harus memastikan keselamatan kilang minyak dan kapal. Jika perlu menutup tambang dan mengevakuasi pra pekerja," kata Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Senin (25/12).

Menghadapi terjangan badai Tembin, pemerintah juga mengeluarkan larangan kepada sekitar 62 ribu kapal nelayan untuk melaut. Otoritas juga meliburkan sekolah dan pusat perdagangan di kawasan selatan kota Ho Chi Minh.

Sebelumnya, badai Tembin sempat menghantam kawasan pulau Spratly di Laut Cina Selatan yang menjadi daerah sengketa antara beberapa negara termasuk Vietnam dan Cina. Beruntung tidak ada laporan korban jiwa atas peristiwa alam tersebut.

Badai juga sempat menerjang Filipina hingga menyebabkan tanah longsor dan banjir bandang. Bencana alam terjadi terutama di provinsi Lanao del Norte, Lanao del Sur dan Semenanjung Zamboanga. Badai menjelma menjadi angin topan sebelum bertiup keluar Filipina menuju Laut Cina Selatan dan terus ke Vietnam.

Pejabat Badan Penanggulangan Bencana Filipina Marina Marasigan mengatakan, hingga Senin sore korban tewas akibat bencana mencapai 164 jiwa. Sebanyak 171 warga dilaporkan hilang dan lebih dari 97 ribu penduduk bertahan di 261 lokasi evakuasi di kawasan selatan. Angka itu belum ditambah 85 ribu warga lain yang kehilagan tempat tingal dan tersebar di berbagai daerah.

Marasigan meminta warga tetap waspada. Dia mengatakan, curah hujan tinggi yang menerpa wilayah pegunungan dapat mennyebabkan longsor dan berpotensi menghantam kawasan pemukiman penduduk yang terletak di bawahnya.

Petugas evakuasi hingga saat ini terus berusaha mencari korban bencana, terlebih di daerah pelosok yang dihantam banjir. Reuters melaporkan koran tewas hingga saat ini telah menembus angka 230 orang. Tingkat kerusakan sepenuhnya baru dapat dihitung setelah daerah yang paling terpencil bisa dicapai.

Petugas Medis Arturo Simbajon mengatakan, hampir seluruh desa di pesisir semenanjung Zamboanga di Mindanao hancur diterjang bongkahan kayu, batu dan lumpur yang mengalir ke sungai dan terus menuju lautan. Dia mengatakan, hanya masjid saja yang tetap berdiri.

"Warga sadar permukaan laut yang terus meningkat tapi mereka tidak menyangka air akan datang dari belakang," katanya.

Kepala badan penanggulangan bencana daerah Manuel Luis Ochotorena mengatakan, jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat. Menurut dia, kawasan di semenanjung Zamboanga masih belum teraliri listrik dan komunikasi. Bahkan, dia mengatakan, akses ke beberapa kota terputus menyusul rusaknya sejumlah jembatan akibat banjir dan longsor.

Sementara, mengutip laporan media lokal Vietnam yang melihat berbagai laporan badan cuaca, badai sempat menghantam kawasan pantai Vung Tau, kota yang berdekatan dengan Saigon pada pukul 10.00 pagi waktu setempat. Angin melintas dengan kecepatan mencapai 115 kilometer per jam. Laju angin menurun 20 kilometer per jam setelah melintas pada pukul 05.00 pagi waktu setempat.

Pusat Nasional untuk Peramalan Hidrometeorologi memperkirakan kecepatan angin akan terus melemah ke angka 75 kilometer per jam. Meski demikian, kekuatan laju tersebut tetap menimbulkan potensi bahaya mengingat minimnya pengalaman penduduk di kawasan selatan dalam mengantisipasi badai.

Kawasan selatan Vietnam memang jarang dihantam angin kencang. Topan terbesar yang pernah menerjang kawasan itu adalah badai Linda yang datang 20 tahun lalu yang menyebabkan lebih dari 3000 orang meninggal atau hilang.

Sementara, badai Tembin diprediksi mengambil rute serupa dengan Linda dan akan menghantam kawasan paling selatan Vietnam, Ca Mau dan Kien Giang pada Selasa pagi waktu setempat. Meski kecepatan angin telah berkurang, namun seluruh kawasan selatan Vietnam diperkirakan akan dihantam hujan deras sepanjang Selasa besok.

Pemerintah Vietnam mengaku khawatir dengan kedatangan Tembin menyusul jumlah korban tewas mencapai lebih dari 200 orang saat badai menghantam Filipina, Ahad (24/12) kemarin. Mereka mengungkapkan, badai jarang terlihat di penghujung tahun dan biasanya hanya datang sekali dalam satu dekade. Namun badai dengan kekuatan sebesar Tembin baru kali ini terjadi.

Seperti layaknya Filipina, Vietnam merupakan negara yang juga kerap dihantam badai yang terbentuk akibat meningkatnya suhu air di kawasan Pasifik. Tembin akan menjadi badai besar ke-16 kali yang menghanta Vietnam tahun ini.

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement