REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Data Administrasi Umum Bea Cukai Cina pada Selasa (26/12) menunjukkan, Cina telah menghentikan ekspor bensin, bahan bakar jet, solar, dan bahan bakar lainnya ke Korea Utara (Korut) pada November lalu. Beijing juga tidak mengimpor bijih besi, batu bara, atau timbal dari Korut pada bulan itu.
Hal ini tampaknya telah melampaui sanksi yang diberlakukan oleh PBB di awal tahun ini, dalam upaya untuk membatasi pengiriman minyak ke negara yang terisolasi tersebut. Pekan lalu, Dewan Keamanan PBB juga telah memberlakukan sanksi baru yang membatasi pengiriman produk minyak ke Korut hanya 500 ribu barel per tahun.
Hingga November lalu, Cina telah dua bulan berturut-turut tidak mengekspor solar atau bensin ke Korut. Terakhir kali pengiriman bahan bakar jet Cina ke Pyongyang tercatat berada pada posisi nol pada Februari 2015.
Sejak Juni, China National Petroleum Corp (CNPC) telah menghentikan penjualan bensin dan solar ke Korut karena khawatir Korut tidak akan membayarnya. Meski demikian, langkah Beijing untuk sama sekali menghentikan ekspor minyak ke Korut sangat jarang terjadi.
Pada Maret 2003, Cina telah menangguhkan pasokan minyak ke Korut selama tiga hari setelah Pyongyang melepaskan sebuah rudal ke perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Tidak diketahui apakah Cina masih menjual minyak mentah ke Pyongyang. Beijing belum mengungkapkan ekspor minyak mentahnya ke Korut selama beberapa tahun ini.
Sumber industri mengatakan Cina masih memasok sekitar 520 ribu ton atau 3,8 juta barel minyak mentah per tahun ke Korut melalui pipa penyimpanan. Jumlah tersebut lebih sedikit dari 10 ribu barel per hari dan bernilai sekitar 200 juta dolar AS per tahun dalam harga yang berlaku saat ini.
Ekspor jagung Cina ke Korut pada November ini juga merosot sebesar 82 persen dari tahun sebelumnya menjadi 100 ton, terendah sejak Januari. Sementara ekspor beras anjlok sebesar 64 persen menjadi 672 ton, terendah sejak Maret.
Perdagangan antara Korut dan Cina telah semakin melambat di sepanjang tahun ini, terutama setelah Cina melarang pembelian batu bara Korut pada Februari lalu. Pada November, perdagangan Cina dengan Korut hanya mencapai 388 juta dolar AS, salah satu volume bulanan terendah tahun ini.
Cina telah kembali menyerukan semua negara untuk melakukan upaya konstruktif demi mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea. Cina juga mendesak penggunaan sarana perdamaian untuk menyelesaikan masalah.
Namun ketegangan meningkat lagi setelah Korut pada 29 November lalu mengaku telah menguji rudal balistik antarbenua baru yang bisa menargetkan daratan AS dengan senjata nuklirnya.