REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALAM -- Iran telah menghabiskan ratusan juta dolar AS per tahun untuk membantu sekutu mereka berperang di kawasan Timur Tengah. Kepala Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Jenderal Gadi Eizenkot, mengatakan sinyalemen tersebut pada Selasa (2/1).
Pernyataan Letjen Eizenkot tersebut disampaikan bersamaan dengan terjadinya gelombang unjuk rasa anti-pemerintah di berbagai kota Iran. Namun Eizenkot tidak secara langsung berkomentar mengenai unjuk rasa yang sebagian berakhir dengan kerusuhan itu.
Eizenkot menuding Iran, yang merupakan musuh utama Israel, sedang mengupayakan konsolidasi pengaruh di "kawasan bulan sabit Syiah" yang membentang dari Iran, Suriah, Lebanon, Yaman, Bahrain, sampai Gaza.
"Lihatlah besarnya investasi Iran untuk mendapatkan hegemoni regional, mereka memberi kelompok milisi Hizbullah di Lebanon antara satu miliar dan 700 juta dolar AS setiap tahunnya," kata Eizenkot dalam pidato di universitas IDC Herzliya.
"Dalam beberapa bulan terakhir, investasi di Palestina juga meningkat untuk mendapatkan pengaruh di kawasan ini, dengan dana di Jalur Gaza bagi Hamas dan Jihad Islam mencapai 100 juta dolar AS," kata dia.
Di dalam negeri Iran sendiri, banyak di antara para pengunjuk rasa yang menentang keterlibatan pemerintah dalam perang di Suriah dan Irak. Para demonstran menilai aksi itu hanya menghabiskan uang negara, alih-alih menciptakan lapangan kerja di negara dengan tingkat pengangguran pemuda mencapai 29 persen.
Eizenkot tidak mengungkap dari mana dia mendapatkan data anggaran Iran itu. Namun biasanya pernyataan jenderal didasarkan pada laporan badan intelejen.
Pada pertengahan 2017, kementerian pertahanan Israel memperkirakan Iran telah menghabiskan 800 juta dolar AS per tahun untuk Hizbullah, serta 70 juta dolar AS untuk Hamas dan Jihad Islam. Kedua kelompok di Palestina itu mengakui telah mendapatkan dukungan dari Iran pada bulan lalu.
Jihad Islam mengatalan bahwa jenderal senior Iran, Qassem Soleimani, telah berbicara dengan tokoh kelompok tersebut untuk "menegaskan dukungan Iran terhadap perlawanan Palestina." Sementara Hamas mengaku telah memperoleh jaminan dari Presiden Iran Hassan Rouhani bahwa Teheran "tidak akan ragu dalam mendukung rakyat Palestina."
Sejak Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, hujan roket terus datang dari Gaza yang kemudian direspon oleh serangan udara. Israel menuding Hamas berada di balik serangan roket tersebut dan mengatakan bahwa Iran telah memberikan senjata kepada mereka.
Sementara itu di Suriah, Eizenkot mengatakan bahwa sejak 2012 Iran telah menghabiskan milyaran dolar AS. Dia mengatakan saat ini ada 2.000 penasihat militer Iran di Suriah, bersama 10.000 anggota milisi asing, dan 8.000 pejuang Hizbullah.