Sabtu 06 Jan 2018 00:18 WIB

Untuk Nikmati Listrik, Warga Gaza Harus Membayar ke Israel

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Warga di Jalur Gaza, Palestina.
Foto: Reuters
Warga di Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Otoritas Palestina (PA) meminta warga Gaza membayar tagihan listrik secara berkala bila ingin aliran listrik ke sana tetap terjaga. Warga Gaza akan dikenakan kewajiban membayar listrik bulanan sebesar 10 juta shekel (2,8 juta dolar AS) untuk mengembalikan aliran listrik ke Gaza.

Pada Juni 2017 lalu, PA sendiri meminta Israel menghentikan aliran listrik ke Gaza, demikian dinyatakan sebuah sumber seperti dilansir Aljazirah, Jumat (5/1). Sumber tersebut menyatakan, ini merupakan kali pertama PA melakukan hal semacam ini. Namun, PA percaya perusahaan listrik di Gaza harus membayar listrik yang mereka gunakan. PA ingin membantu agar listrik kembali mengalir di Gaza, namun dengan syarat.

Sejak 2006, PA yang berbasis di Tepi Barat, membayar listrik yang dialirkan ke Gaza kepada Israel. Pada Juni 2017, PA meminta Israel mengurangi pasokan listrik ke Gaza hingga 40 persen. Hal itu merupakan upaya Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk melemahkan pemerintahan Hamas di Gaza.

Saat PA meminta Israel memangkas pasokan listrik ke Gaza, warga Gaza hanya menikmati listrik selama empat jam sehari dari rata-rata enam hingga delapan jam sehari. PBB sendiri sudah memperingatkan agar tak ada pemangkasan listrik semacam itu. Karena tersebut bertentangan dengan akses layanan dasar yang harusnya bisa dirasakan warga Gaza.

Pekan ini, PA sudah meminta Israel untuk mengalirkan 50 megawatt listrik yang telah dipangkas sejak lebih dari enam bulan lalu itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement