Ahad 07 Jan 2018 20:25 WIB
Setelah Jadi Tempat Tahanan Gratifikasi

Ritz-Carlton Riyadh Segera Dibuka Lagi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Pangeran Alwaleed bin Talal Alsaud (Ilustrasi)
Foto: AP
Pangeran Alwaleed bin Talal Alsaud (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Hotel Ritz-Carlton Riyadh, Arab Saudi akan kembali terbuka untuk umum mulai 25 Februari mendatang. Dilansir Saudi Gazette, Ahad (7/1), hotel mewah itu sudah membuka kembali pemesanan kamar hotel melalui situs reservasi resminya.

Sejak November 2017, hotel tersebut beralih fungsi jadi pusat penahanan sejumlah pangeran, menteri dan pengusaha yang terjerat kasus gratifikasi. Awal tahun ini, hotel masih tutup dengan gerbang besar di depannya yang sepi.

Saudi Gazette tidak melihat aktivitas signifikan di sana. Jaksa Agung, Sheikh Saud Al-Muajab mengatakan Komite Tertinggi Anti-Korupsi telah memanggil 320 tokoh kunci di Saudi pada Desember lalu.

Mereka diinterogasi terkait tuduhan korupsi. Komite kemudian mengirim total 159 orang pada Public Prosecution untuk penyelidikan lebih lanjut.

Muajab mengatakan sebagian besar pengusaha dan pejabat yang didakwa kasus gratifikasi sepakat dengan syarat komite untuk penyelesaian kasus. Pembebasan mereka sedang dalam proses.

Setelah sejumlah kasus ditelusuri, Public Prosecution memutuskan untuk tetap menahan sejumlah orang. Sejauh ini komite anti-gratifikasi telah membekukan rekening perbankan milik 376 tahanan dan kerabat mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement