REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas, pada Selasa (9/1), menerima telepon dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud. Pada kesempatan tersebut, Raja Salman menegaskan kembali dukungannya terkait pendirian negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Seperti dilaporkan laman kantor berita Palestina WAFA, Rabu (10/1), selain menegaskan dukungannya, Raja Salman mengatakan kepada Abbas tentang pentingnya melanjutkan koordinasi langsung setiap hari untuk memastikan dukungan bagi kepentingan Palestina. Menurut Raja Salman, masalah Palestina adalah isu nomor satu di kawasan Arab.
Abbas pun menyambut hangat komunikasi via telepon dengan Raja Salman. Ia kembali mengucapkan terima kasih kepada Raja Salman atas dukungannya terhadap hak-hak rakyat Palestina, seperti yang telah menjadi posisi Kerajaan Arab Saudi sejak zaman pendiri Raja Abdul Aziz bin Abdul RahmanAl Saud.
Pada Desember 2017 lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan negaranya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal ini memicu protes berbagai negara, terutama negara-negara Arab.
Baca juga, Ini Skenario Penghancuran Masjid Al-Aqsha.
Keputusan tersebut dinilai telah mengubur impian Palestina untuk menjadi negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Setelah keputusan tersebut, Abbas menyatakan, posisi AS sebagai mediator dalam perundingan damai Israel-Palestina tersisih. Pernyataan Trump merupakan bukti AS berpihak pada Israel.