REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Seorang pengusaha asal Indonesia Eddy Sariaatmadja baru-baru ini menyerahkan sumbangan sebuah peralatan pemindai canggih senilai 1,3 juta dolar AS (sekitar Rp 13 miliar) kepada Rumah Sakit Royal Perth (RPH) di Australia. Penyerahan itu dilakukan 20 Desember 2017 yang dihadiri oleh Eddy sendiri dan istrinya dalam upacara yang dihadiri Menteri Kesehatan Australia Barat Roger Cook.
Dalam keterangan resminya, Roger Cook mengucapkan terima kasih atas sumbangan yang dilakukan Eddy Sariaatmadja tersebut, karena peralatan pemindai (scanner) ini merupakan alat pertama yang dimiliki oleh Australia Barat. Alat pemindai tiga dimensi yang bisa melakukan pemindaian 360 derajat itu dikenal dengan nama O-arm. Alat itu digunakan untuk melakukan pemindaian ketika seorang pasien menjalani operasi dan khususnya sangat berguna bagi para dokter ahli tulang belakang (spinal).
"Dengan tambahan O-arm scanner ini, rumah sakit Royal Perth akan bisa mencapai titik pencapaian baru, khususnya di bidang pembedahan tulang belakang," kata Cook.
Menurut Cook, seperti dikutip situs The west.com.au mengenai mengapa Eddy Sariaatmadja memberikan sumbangan peralatan kepada Rumah Sakit Perth, ini disebabkan karena pengalaman pribadi pengusaha tersebut. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai apa pengalaman pribadi tersebut.
Adanya sumbangan dari pengusaha asal Indonesia bagi rumah sakit di Australia mendapat komentar dari seseorang di halaman Facebook Cook. "Sumbangan yang fantastis, namun saya berpikiran sebagai orang Indonesia, warga dia sendiri akan bisa menggunakan sumbangannya lebih baik."
ABC sudah berusaha menghubungi dan meminta waktu untuk mewawancarai Eddy Sariaatmadja, namun sejauh ini belum mendapatkan tanggapan sama sekali.
Dari keterangan yang diperoleh ABC menyebutkan Eddy Sariaatmadja sejauh ini sudah dikenal banyak memberikan sumbangan untuk kegiatan sosial baik di Indonesia maupun di tempat lain. Dia dikenal tertarik dan aktif melakukan kegiatan sosial di bidang pendidikan dan kesehatan.
Salah satu sumbangannya adalah klinik kesehatan berjalan untuk penanganan mata dan juga menyumbangkan banyak dana untuk biaya operasi katarak bagi mereka yang tidak mampu. Ini dilakukannya lewat kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dengan kemitraan 'pintar' dalam memberikan pelatihan bagi para dokter mata di seluruh Indonessia untuk melakukan pembedahan mata menggunakan laser.
Eddy, menurut majalah Forbes di tahun 2015 adalah salah seorang terkaya di Indonesia, dan memiliki kekayaan sekitar 1,58 miliar dolar AS. Dia memulai bisnisnya dengan mendirikan perusahaan teknologi bernama Emtek yang merupakan singkatan dari PT Elang Mahkota Teknologi, perusahaan ini mendapat hak ekslusif sebagai distributor komputer Compaq di Indonesia.
Eddy lewat grup bisnisnya kemudian merambah ke dunia media dan sekarang menjadi pemilik stasiun televisi besar seperti SCTV dan Indosiar. Sejak 2016, ia juga menjadi anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) sebuah lembaga yang dibentuk untuk memberikan masukan mengenai ekonomi dan industri kepada Presiden Joko Widodo. Kaitan Eddy Sariaatmadja dengan Australia adalah ia mendapat gelar S1 dan S2 di bidang teknik mesin dan gelar doktor kehormatan dari University of New South Wales.