REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan kepada mitranya dari Jepang pada Ahad(28/1) waktu setempat, bahwa Cina berharap dapat bekerja sama dengan Jepang untuk membangun hubungan lebih ramah.
Perbaikan hubungan ini penting untuk meredakan serangkaian perselisihan yang dipicu oleh luka lama pada PerangDunia ke-II bahkan sebelumnya.
Cina dan Jepang sering bertengkar tentang sejarah mereka yang menyakitkan. Beijing menuduh Tokyo tidak benar-benar menyesal atas invasi Jepang ke Cina sebelum dan selama perang.
Hubungan keduanya juga diganggu oleh perselisihan teritorial yang terus berlangsung mengenai gugusan pulau di Laut Cina Timur. Belum lagi kecurigaan Cina mengenai upaya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk mengubah konstitusi damai Jepang.
Abe dan Presiden Cina Xi Jinping telah bertemu pada November di sela-selaa KTT regional di Vietnam.
Baca juga, 13 Perusahaan Cina dan Korut Terdampak Sanksi AS.
Wang mengatakan, kepada Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono bahwa lawatannya ke Beijing pada awal tahun ini menunjukkan keinginan kuat Jepang untuk memperbaiki hubungan. Cina menyetujui hal ini karena hubungan yang lebih baik akan sesuai dengan kepentingan kedua negara.
Meski ada kemajuan positif, namun Wng meyakini masih ada juga gangguan dan rintangan.
"HubunganCina-Jepang selalu berlayar melawan arus, baik maju atau berlayar mundur. Kami berharap pihak Jepang tidak akan beristirahat dalam upayanya bahkan mundur, dan mengubah pernyataan lisan menjadi tindakan nyata, kata Wang.
Sementara Kono mengatakan bahwa kedua negara memiliki tanggung jawab besar dalam menjagastabilitas dan kemakmuran Asia dan dunia pada umumnya.
"Kita tidak hanya perlumengatur hubungan bilateral kita, tapi kita juga perlu bekerja sama untukmenghadapi masalah yang dihadapi seluruh dunia, khususnya isu Korea Utara(Korut). Kami ingin memperluas kerja sama antara kedua negara dalam menanganipenyelesaian masalah ini," ujar Kono.
Jepang telahberulang kali mendesak Cina untuk berbuat lebih banyak untuk membantu mengendalikan program rudal dan nuklir Korut. Sedangkan Cina mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memberlakukan sanksi PBB namun semua pihak perlu berbuat banyak untuk mengurangi ketegangan dan memulai kembali perundingan.
Menurut jurubicara Kementerian Luar Negeri Jepang Norio Maruyama, bahwa keduanya akan mengadakan beberapa kunjungan tingkat tinggi pada tahun ini. Termasuk rencana