Kamis 06 Jul 2023 04:10 WIB

Delegasi Jepang Bertemu PM China untuk Stabilkan Hubungan Bilateral

Hubungan China-Jepang genting karena rencana pembuangan limbah nuklir Fukushima.

Perdana Menteri China Li Qiang, kanan tengah, berbicara dengan Yohei Kono, kepala Asosiasi Jepang untuk Promosi Perdagangan Internasional, kiri tengah, dan Gubernur Okinawa Denny Tamaki, kiri, dalam pertemuan di Aula Besar Rakyat di Beijing, Rabu (5/7/2023).
Foto: AP Photo/Andy Wong, Pool
Perdana Menteri China Li Qiang, kanan tengah, berbicara dengan Yohei Kono, kepala Asosiasi Jepang untuk Promosi Perdagangan Internasional, kiri tengah, dan Gubernur Okinawa Denny Tamaki, kiri, dalam pertemuan di Aula Besar Rakyat di Beijing, Rabu (5/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Delegasi Jepang dipimpin mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat Yohei Kono pada Rabu bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang di Beijing, untuk berbicara guna membantu menstabilkan hubungan bilateral yang tengah genting. Pertemuan antara Li dan delegasi beranggotakan 80 orang, termasuk Gubernur Okinawa Denny Tamaki itu terjadi ketika hubungan kedua negara menegang akibat China menahan seorang pengusaha Jepang pada Maret dan rencana Tokyo melepaskan air radioaktif dari pembangkit tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh, ke laut.

Li menyambut baik misi Asosiasi Jepang untuk Promosi Perdagangan Internasional di Balai Agung Rakyat dan menyampaikan terima kasih kepada delegasi itu karena sudah mempromosikan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.

Baca Juga

"Dalam percakapan sehari-hari saya dengan rekan-rekan Jepang, setiap orang memiliki pandangan yang sama bahwa China dan Jepang harus rukun dan saling mendukung demi hasil kerja sama yang saling menguntungkan yang lebih besar," kata Li.

Delegasi yang terdiri dari perwakilan-perwakilan dunia usaha itu melakukan kunjungan pertamanya ke China sejak April 2019.

Tamaki secara terpisah mengunjungi Provinsi Fujian di tenggara China pada Kamis. Provinsi itu mempertahankan hubungan persahabatan dengan Prefektur Okinawa karena memiliki akar sejarah sama selama lebih dari 600 tahun, termasuk periode Kerajaan Ryukyu, yang berlangsung hingga abad ke-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement