REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Anak dari pendonor politik asal Cina yang tinggal di Sydney, yakni Huang Xiangmo telah membeli dua properti besar di Australia senilai 1,13 miliar (atau setara Rp 11,3 triliun) dari salah satu pengembang properti terbesar di Cina.
Huang Jiquan (24 tahun) adalah warga Australia yang tinggal di Mosman, utara Sydney, dan ayahnya adalah seorang donor politik yang berkuasa di Australia. Mantan senator Partai Buruh, Sam Dastyari mengundurkan diri di tengah kekhawatiran atas hubungannya dengan China dan Huang Xiangmo.
Penjualan properti dilakukan melalui perusahaan swasta yang baru terbentuk, AWH Investment Group, yang bekerja sama dengan perusahaan swasta Huang Xiangmo, Yuhu Group Australia. Yuhu Group Australia adalah perusahaan pengembang properti dan investasi dengan aset termasuk menara hunian ‘The Miller’ di Sydney Utara.
Wanda Group, konglomerat multinasional Cina yang berbasis di Beijing, mengumumkan penjualan tersebut ke bursa Hong Kong pada Senin (29/1) malam. Para pemegang saham akan memberikan persetujuan akhir untuk penjualan pada Maret tahun ini.
Kelompok investasi AWH milik Huang Jiquan sekarang bersiap mengembangkan dua situs -Alfred Street nomor 1 di Circular Quay Sydney dan Proyek Jewel di Gold Coast, Queensland. Properti Circular Quay saat ini mengakomodasi Gold Fields House, yang berasal dari 1966, dan merupakan salah satu gedung tertinggi di Sydney. Sekarang bangunan itu ditutup.
Rencana besar
Nick Tobin, CEO Yuhu Group Australia yang baru diangkat, mengatakan pembangunan tersebut akan menjadi perpaduan antara apartemen, hotel dan ritel. "Kami sangat senang bisa mengantarkan proyek itu. Kami akan melihat apa yang telah disetujui di lokasi dan melihat apa yang bisa diperbaiki. Mungkin kolam di atas menara hotel atau apartemen," katanya.
Ia mengatakan akan ada sekitar hotel 180 kamar dan 184 apartemen residensial di sebuah Menara yang ramping. "Kami akan bekerja sama dengan arsitek dan dewan kota sehingga tidak akan ada masalah," kata Tobin.
Tobin mengatakan proyek Jewel saat ini sedang dibangun di Gold Coast. "Ini adalah gedung apartemen dengan sebuah hotel dan ritel di lantai dasar yang akan selesai pada 2019," katanya.
Tobin mengatakan, tak ada masalah dengan Dewan Pengkaji Investasi Asing karena perusahaan yang terlibat berasal dari Australia, dengan sebagian besar pemegang saham adalah warga Australia. "Tak satu pun dari akuisisi kami sampai saat ini tidak memiliki masalah. Setelah konstruksi, nilai gabungan dari situs tersebut akan menjadi 2,3 miliar dolar AS (atau setara Rp 23 triliun). Kami memperkirakan sekitar 1.500 unit secara total akan terisi saat kedua situs selesai," ujarnya.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.