Senin 05 Feb 2018 13:14 WIB

Pelaku Serangan Paris Diadili di Belgia

Jika terbukti bersalah Abdeslam menghadapi hukuman 40 tahun penjara.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Abdeslam Salah yang lahir di Belgia menjadi buronan polisi terkait serangan Paris.
Foto: Reuters
Abdeslam Salah yang lahir di Belgia menjadi buronan polisi terkait serangan Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Satu-satunya tersangka yang masih hidup dari serangan teror Paris pada 2015 adalah Salah Abdeslam. Dia ditangkap di Brussels empat bulan setelah serangan di Paris.

Ia saat ini diadili di tengah keamanan ketat di Belgia. Dilansir di BBC, Senin (5/2), tuduhan yang dihadapi Abdeslam di Belgia terkait dengan perlawanannya menggunakan senjata dengan polisi saat di Belgia.

Setelah serangan di Paris, Abdeslam menjadi pria paling dicari di Eropa dan akhirnya ditemukan bersembunyi di sebuah apartemen di Molenbeek Brussels.

Dalam persidangan pada Senin (5/2), Abdeslam dan Sofian Ayari (24 tahun) menghadapi tuduhan memiliki senjata ilegal dan percobaan pembunuhan petugas polisi dalam konteks terorisme. Orang-orang tersebut diduga melakukan serangan senjata kepada petugas yang menggerebek apartemen tempat mereka bersembunyi di ibu kota Belgia.

photo
Seorang wanita memberikan penghormatan untuk korban serangan Paris di depan Bataclan konser, Rabu, 25 November 2015 di Paris.

Jika terbukti bersalah mereka menghadapi hukuman 40 tahun penjara. Dalam persidangan ini, 200 polisi mengamankan jalannya persidangan.

Pada 2015, serangan oleh orang-orang bersenjata dan pelaku bom bunuh diri di sebuah gedung konser di Paris, stadion, restoran dan bar membuat 130 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Di antara para penyerang adalah saudara Abdeslam, Brahim yang meninggal dalam ledakan bunuh diri di luar sebuah kafe. Jaksa penuntut Prancis percaya Salah Abdeslam (28), juga memainkan peran kunci dalam serangan tersebut, namun dia menolak bekerja sama dengan penyidik.

Dia diperkirakan tidak akan diadili di Prancis sampai 2020. Abdeslam, warga Prancis yang lahir dari orang tua Maroko di Brussels, ditahan di sebuah penjara di Prancis. Namun dia berhasil kabur dari penjara saat dalam perjalanan ke pengadilan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement