Selasa 06 Feb 2018 02:01 WIB

Tersangka Serangan Paris 2015 Bungkam di Persidangan

Sikap diamnya merupakan bentuk pembelaannya.

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
Tersangka serangan teror Paris 2015 Saleh Abdeslam terduduk di persidangan dengan penjagaan ketat, Senin(5/2).
Foto: EPA
Tersangka serangan teror Paris 2015 Saleh Abdeslam terduduk di persidangan dengan penjagaan ketat, Senin(5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Tersangka serangan teror Paris, Prancis pada 2015 lalu, Saleh Abdeslam menjalani persidangan di Pengadilan Brussles, Belgia pada Senin (5/2). Untuk pertama kalinya ia tampil di hadapan publik sejak ditangkap pada 2016 lalu.

Abdeslam diyakini melakukan percobaan pembunuhan dalam konteks tindakan terorisme, serta kepemilikan senjata api secara ilegal. Ia terancam dihukum 20 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Pria berusia 28 tahun itu juga diperkirakan untuk menghadapi persidangan di Prancis atas kasus serangan teror Paris 2015. Meski demikian, dalam persidangan di Brussels kali ini, ia nampaknya menolak untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan hakim.

Ia bahkan menolak untuk berdiri saat diminta di persidangan. Termasuk juga enggan menjawab saat hakim mengkonfirmasi identitas Abdeslam sebagai tersangka.

Nampaknya Abdeslam menunjukkan pada semua yang hadir di persidangan bahwa sikap diam yang ia lakukan adalah aksi pembelaan. Sebelumnya, ia telah mengatakan tidak akan mau menjawab pertanyaan dari hakim atau bahkan sekadar merespon.

"Sikap diam saya tidak membuat saya menjadi penjahat, ini adalah bentuk pembelaan saya karena umat Islam telah dihakimi dan diperlakukan dengan cara yang buruk," ujar Abdeslam

Sikap diam dan menolak menjawab pertanyaan hakim di persidangan bukan pertama kalinya dilakukan oleh Abdeslam. Pada Oktober 2016, ia juga memperlihatkan sikap serupa dan membuat pembela hukum yang bertugas untuknya memutuskan untuk mengundurkan diri.

Serangan yang terjadi pada November 2015 dengan menargetkan gedung konser, stadion, restoran, dan bar di Paris telah membuat 130 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Abdeslam diyakini memiliki peran peting dalam insiden teror ini dan menjadi salah satu buronan paling dicari di Eropa, dilansir dari CNN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement