Senin 26 Feb 2018 14:34 WIB

Kandidat Presiden Meksiko Mengaku Dijegal

Anaya menuduh pemerintah berkuasa hendak menjelekkan nama baiknya.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Peta Meksiko (ilustrasi)
Peta Meksiko (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Salah satu pesaing oposisi terkemuka untuk pemilihan presiden Meksiko menolak tuduhan korupsi. Ia menuduh pemerintah berusaha untuk merusak kampanyenya. Ricardo Anaya, kandidat koalisi sayap kanan-kiri, menyerahkan sebuah surat kepada kantor jaksa agung.

Surat tersebut berisikan bantahan atas tuduhan dari kandidat lain yang menyebutkan ia mendapat keuntungan dari transaksi properti terlarang di Queretaro, negara asalnya di Meksiko tengah.

Tuduhan tersebut terkait pembelian dan penjualan real estate di kawasan industri di Queretaro antara 2014 dan 2016. Anaya mengatakan, kesepakatan tersebut dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Ia merekam berbagai transaksi dalam sebuah video yang diposkan di media sosial.

"Semua yang telah saya lakukan legal, dan yang terpenting, 100 persen transparan," kata Anaya dalam video tersebut.

Sebelumnya, kantor kejaksaan mengeluarkan sebuah pernyataan singkat yang mengatakan, sebuah pengaduan telah diajukan pada Oktober lalu oleh satu pihak yang tidak disebutkan namanya. 

Namun pernyataan tersebut tidak memberikan detail terkait siapa yang terlibat. Namun, Anaya mengatakan,  penyelidikan tersebut menargetkan kesepakatan propertinya. Tindakan kejaksaan juga merupakan upaya untuk merusak reputasi dan membantu kandidat Partai Revolusioner Institusional (PRI) yang berkuasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement