Jumat 02 Mar 2018 11:31 WIB

Cuaca Dingin Ekstrem di Eropa Timbulkan Kekacauan

Cuaca dingin yang ekstrem di wilayah Eropa ini menyebabkan puluhan orang tewas.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Cuaca dingin ekstrem di Eropa
Cuaca dingin ekstrem di Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badai salju dan hujan salju lebat telah menutup jalan, layanan kereta api dan sekolah serta memaksa pembatalan ratusan penerbangan. Diansir BBC, Jumat (2/3), cuaca dingin ekstrem dirasakan hingga ke selatan Laut Tengah.

Jumlah kematian terkait cuaca dingin ini meningkat menjadi sebanyak 55 orang dengan 21 korban di Polandia. Korban tewas juga dilaporkan terdapat di Spanyol dan Italia.

Tujuh orang telah tewas sejak Ahad di Slovakia, dan enam lagi di Republik Ceko dalam beberapa hari ini. Satu dari tiga korban di Spanyol adalah seorang tunawisma yang tertidur di sebuah truk yang ditinggalkan.

Lima orang dilaporkan tewas di Lithuania, empat di Prancis, masing-masing dua di Serbia, Italia, Slovenia dan Rumania dan satu di Inggris dan Belanda. Di ibukota Prancis, Paris, pihak berwenang mendirikan tempat penampungan darurat untuk sekitar 3.000 tuna wisma di kota tersebut.

Kondisi ini memicu peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa orang miskin, tunawisma dan migran akan paling terdampak dari kondisi ini. "Mereka yang paling berisiko terkena penyakit terkait cuaca dingin termasuk orang tua, anak-anak, dan orang-orang yang memiliki penyakit kronis atau keterbatasan fisik atau mental," katanya sebagai sebuah pernyataan.

Di Inggris, orang menyebut kondisi cuaca ini dengan istilah "the Beast from the East" sementara orang Belanda menyebutnya "Siberian bear" dan orang Swedia menggunakan istilah "snow cannon". Salju bahkan pernah muncul di pantai Riviera, Prancis yang biasanya dikenal sejuk.

Irlandia telah bersiap dalam menghadapi hujan salju terhebat dalam beberapa dasawarsa saat badai Emma pindah dari selatan. Penerbangan masuk dan keluar dari bandara Dublin dihentikan karena gangguan layanan yang diperkirakan akan berlanjut sampai Sabtu.

Bandara di kota Jenewa, Swiss juga terpaksa ditutup pada Kamis pagi namun dibuka kembali setelah landasan pacu dibersihkan dengan menggunakan alat pembajak salju. Di Prancis, sekitar 2.000 pengemudi terdampar di jalan raya dekat kota Montpellier. Mereka terjebak selama 24 jam.

Bandara Schiphol di Amsterdam juga terkena dampak dengan maskapai KLM membatalkan atau menunda belasan penerbangan. Beberapa layanan kereta api yang dioperasikan oleh Eurostar antara London, Paris dan Brussels juga terpaksa dihentikan.

Beberapa bagian Eropa diperkirakan akan melihat kenaikan suhu selama beberapa hari berikutnya, meskipun Irlandia dan bagian selatan Inggris bersiap menghadapi efek badai Emma yang bergerak naik dari Portugal dan Prancis. Pada Kamis, Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar mendesak orang untuk tinggal di dalam rumah sampai badai berlalu Jumat malam.

"Risiko terhadap kehidupan dan anggota badan akibat kondisi cuaca buruk seharusnya tidak diremehkan oleh siapapun. Tidak aman berada di luar dalam kondisi seperti itu,"katanya usai melakukan pertemuan dengan pejabat darurat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement