Senin 12 Mar 2018 13:23 WIB

Korsel: Korut Ambil Pendekatan Hati-Hati

Dalam pertemuan tersebut, akan membahas tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Winda Destiana Putri
Pertemuan delegasi pemerintah Korea Selatan dan Korea Utara
Foto: VOA
Pertemuan delegasi pemerintah Korea Selatan dan Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menyebut Korea Utara (Korut) tampaknya masih belum memantapkan diri untuk menghadiri pertemuan puncak atau konferensi tingkat tinggi (KTT) pada Mei mendatang. Dalam pertemuan tersebut, Korsel, Korut, dan Amerika Serikat (AS) akan membahas tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea di Korsel, Baik Tae-hyun mengatakan, Korut terlihat masih cukup hati-hati dalam mengambil langkah menuju pertemuan puncak dengan Korsel dan AS pada Mei nanti. Media resmi Korut bahkan belum memberitakan tentang rencana pertemuan puncak tersebut.

"Korut tampaknya membutuhkan lebih banyak waktu dan mengambil pendekatan hati-hati dalam menetapkan pendiriannya (menghadiri pertemuan puncak dengan Korsel danAS)," kata Baik Tae-hyun, dilaporkan laman Yonhap, Senin (12/3).

Ia mengakui saat ini Korsel dan Korut belum memulai konsultasi tingkat kerja terkait rencana pertemuan puncak pada Mei mendatang. Kendati demikian, Baik Tae-hyun mengatakan pemerintah Korsel saat ini sedang berupaya membentuk sebuah komite untuk mempersiapkan KTT antar-Korea.

Momen pertemuan antara Korut, Korsel, dan AS ini sudah cukup dinantikan. Bila terlaksana, ini akan menjadi pertemuan puncak ketiga antara Korut dan Korsel. Sebelumnya kedua negara telah menghadiri pertemuan serupa pada tahun 2000 dan 2007.

Pekan lalu, Presiden Korsel Moon Jae-in telah mengutus Penasihat Keamanan Nasional ChungEui-yong dan Kepala Badan Intelijen Nasional Suh Hoon ke Korut. Keduanya ditugaskan untuk bertemu Kim Jong-un dan mengatur kemungkinan penyelenggaraan dialog yang tidak hanya melibatkan kedua negara, tapi juga AS.

Pertemuan pekan lalu pun membuahkan hasil. Kim Jong-un menyatakan bersedia menghadiri pertemuan yang juga akan dihadiri Presiden AS Donald Trump. Dalam pertemuan yang direncanakan digelar pada Mei mendatang, Korut, Korsel, dan AS akan membahas tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Trumpt elah mengatakan pertemuan ini bisa saja berakhir tanpa kesepakatan. Namun ia pun tak menutup kemungkinan KTT pada Mei nanti akan menghasilkan kesepakatan terbesar yang sukses menghentikan ambisi Korut dalam menyempurnakan senjata rudal dan nuklirnya.

Korut diketahui telah dijatuhkan sanksi bertubi-tubi oleh Dewan Keamanan PBB akibat mengembangkan rudal dan nuklirnya. Namun sanksi-sanksi tersebut belum berhasilkan menghentikan proyek rudal dan nuklir Korut. Kim Jong-un bahkan pernah sesumbar bahwa sanksi hanya akan memantapkan keyakinan negaranya untuk memiliki rudal balistik antarbenua berkepala nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement