Jumat 16 Mar 2018 13:53 WIB

Indonesia-Australia Sepakati Rencana Aksi Maritim Bersama

Rencana aksi bersama mencakup tiga tema penting kedua negara.

Rep: Stevy Maradona/ Red: Nur Aini
 Menhan Ryamizard bertemu Menhan Australia Marise Payne dan Menlu Australia Julie Bishop di Sydney, Jumat (16/3).
Foto: Istimewa
Menhan Ryamizard bertemu Menhan Australia Marise Payne dan Menlu Australia Julie Bishop di Sydney, Jumat (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Australia menandatangani kesepakatan rencana aksi maritim, Jumat (16/3) pagi di Sydney. Penandatanganan disaksikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menlu Australia Julie Bishop, seperti dilaporkan wartawan Republika, Stevy Maradona dari Sydney.

Rencana aksi sektor maritim mencakup tiga tema penting yang menurut kedua negara harus segera dilakukan. Ketiganya adalah masalah memerangi pencurian ikan, penyelundupan narkoba, dan perdagangan manusia. Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Australia Julie Bishop berharap penandatanganan ini bisa lebih mengeratkan hubungan antarkedua negara.

Menlu Retno menjelaskan rencana aksi kedua negara termaktub di dalam sembilan pilar yang di antaranya adalah konektivitas dan ekonomi biru, keamanan maritim dan memerangi kejahatan transnasional, memerangi pencurian ikan, keselamatan maritim dan melindungi lingkungan maritim, riset maritim, dan penanggulangan bencana. Menurut Retno, kerja sama kedua negara juga untuk melindungi kawasan Indo Pasifik agar tidak menjadi proxy dari kekuatan lain.

Menlu Australia Julie Bishop menambahkan rencana aksi yang akan dilakukan sangat banyak. "Ada 85 kegiatan. Sebanyak 17 agensi Australia akan terlibat dalam implementasi rencana aksi ini," kata Bishop. Dia menekankan, rencana aksi maritim adalah langkah penting untuk menciptakan kawasan Indo Pasifik menjadi kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.

Menlu Retno dan Julie Bishop juga sempat menyinggung bahwa Indonesia-Australia membahas masalah situasi kemanusiaan di Rohingya dan perkembangan situasi di Korea Utara. Setelah pembicaraan bilateral tersebut, Indonesia-Australia langsung mengadakan Pertemuan Dialog 2+2 antarmenteri luar negeri dan pertahanan.

Hadir dalam pertemuan tersebut adalah Menhan RI Ryamizard Ryacudu dan Menhan Australia Marise Payne. Pertemuan tersebut membahas sejumlah tema sentral kedua negara seperti kerja sama menanggulangi terorisme, situasi terkini di Asia Pasifik, dan kebijakan luar negeri masing-masing negara.

Dua pertemuan pendahulu tersebut berlangsung di tengah rangkaian pertemuan ASEAN-Australia Special Summit 2018 di Sydney. Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri akan menghadiri pertemuan ASEAN-Australia yang berlangsung akhir pekan ini.

Baca juga: RI-Australia Siap Bantu Myanmar Tuntaskan Masalah Rohingya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement