Selasa 20 Mar 2018 09:55 WIB

Uni Eropa Dukung Inggris Lawan Rusia

Dukungan Uni Eropa ini terkait kasus peracunan mantan intelijen Rusia dan putrinya.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nidia Zuraya
Uni Eropa
Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa (UE) menyatakan memberikan dukungan total kepada Inggris mengenai konflik antara Inggris dan Rusia. Di mana Inggris menuduh Rusia menyerang mantan intelijen Rusia dan putrinya dengan menggunakan senjata kimia Novichok.

Para diplomat UE memperingatkan bahwa tidak ada prospek langsung sanksi ekonomi baru terhadap Rusia. Akan tetapi para menteri luar negeri Uni Eropa yang dibentuk memang menawarkan dukungan verbal yang kuat.

"Uni Eropa sangat serius menilai penilaian pemerintah Inggris bahwa sangat mungkin Federasi Rusia bertanggung jawab," kata pernyataan mereka.

Mereka mengatakan bahwa menyerang dengan menggunakan agen saraf adalah pertama kalinya di tanah Eropa selama 70 tahun. Ini akan menjadi pelanggaran yang jelas terhadap Konvensi Senjata Kimia, yang merupakan perlindungan Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW). "Hal itu merupakan ancaman keamanan bagi kita semua."

Sebelum bertemu dengan rekan-rekannya UE di Brussels, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa penolakan tanggung jawab Rusia semakin tidak masuk akal. "Ini adalah strategi Rusia klasik untuk mencoba menyembunyikan jarum kebenaran di tumpukan jerami kebohongan dan kebingungan. Mereka tidak membodohi siapa pun lagi," kata Johnson kepada wartawan pada Senin (19/3) waktu setempat.

"Hampir tidak ada negara di sekitar sini di Brussel yang belum terpengaruh beberapa tahun belakangan ini karena perilaku Rusia yang tidak berperikemanusiaan atau mengganggu," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Rusia menyesalkan komentar UE terhadap serangan mantan intelijen Rusia yang diasingkan di Inggris tersebut."Keadaan ini, tentu saja, tidak membawa kehormatan pada kebijakan luar negeri umum Uni Eropa," katanya dalam sebuah pernyataan.

Mantan intelijen Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yuliana ditemukan terkapar di sebuah bangku taman di Salisbury, Inggris. Kini keduanya dalam kondisi kritis di rumah sakit.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement